Setelah sebelumnya kita membahas tentang apa itu Psikologi? Sekarang lanjut ke tahap berikutnya, yakni Struktur Kepribadian yang dimiliki manusia menurut teori Sigmund Freud. Sigmund Freud adalah pencetus teori Psikoanalisa Klasik yang mendeskripsikan bahwa insting terpenting manusia adalah Libido, yakni hasrat atau dorongan seksual. Libido ini bertujuan untuk melestarikan spesies (turunan). Libido ini merupakan energi psikis yang berupa insting, dan insting ini adalah gerakan atau dorongan yang berfungsi meredakan ketegangan. Sebagaimana contoh, kalau saya lapar maka saya akan makan.
Menurut Freud, manusia memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconcious), dan tak sadar (unconcious). Kemudian pada tahun 1923, Freud mengembangkan teorinya dengan menambahkan struktur kepribadian guna menyempurnakan teori sebelumnya. Id (das es), ego (das ich), dan super ego (das ueber ich).
1.Id (das es)
Id ini adalah struktur kepribadian yang asli, dan dibawa sejak lahir (bawaan). Id ini merupakan dorongan primitif dengan prinsip hanya untuk mengejar kesenangan atau kenikmatan (pleasure principle). Id ini berusaha untuk memuaskan segala keinginan dan kebutuhan. Sebagaimana contoh, seorang bayi yang haus atau lapar maka ia akan menangis hingga kebutuhan tersebut terpenuhi.
Id ini berkuasa sekitas 50 persen dari 100 persen dibanding ego dan superego. Id ini bersifat tidak sadar.
2.Ego (das ich)
Setelah sebelumnya dibahas apa itu Id dan bagaimana perannya, sekarang kita akan melanjutkan pembahasan struktur kepribadian yang kedua, yakni ego. Ego adalah struktur kepribadian yang berperan sebagai pemberi keputusan berdasarkan prinsip realita (reality principle). Ego ini merupakan perkembangan dari Id. Ego ini bersifat rasional, artinya dapat dipikir secara logika. Tujuan ego adalah menemukan cara yang realistis dalam rangka memuaskan Id. Fungsi ego yang baik adalah melayani Id tetapi tidak bertentangan dengan super ego (nilai moral). Apa itu super ego?
3.Super ego (das ueber ich)
Super ego adalah nilai moral yang bersifat internalisasi yang berfungsi sebagai patokan. Super ego ini disebut juga sebagai prinsip idealistik (idealistic principle). Seperti ego, super ego merupakan perkembangan dari ego. Nilai moral secara universal selalu berkaitan dengan baik atau buruk dan benar atau salah.
Super ego dengan nilai moralnya yang bertentangan dengan id dengan prinsip kenikamatan, diantara kedua prinsip tersebut egolah yang menjadi penengah, yang menjembatani antara keduanya sehingga peran masing-masing prinsip tersebut berjalan dengan harmonis dan selaras.
Menurut Sigmund Freud, ego orang dewasa adalah ego yang telah mencapai kematangan dan berfungsi dengan baik. Jika ego belum mencapai titik kematangan maka bisa berkemungkinan id atau super egolah yang berperan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H