Surabaya terus berupaya megentaskan kasus stunting di tingkat kota menuju zero stunting. Pada bulan Juli tahun 2022, tercatat terdapat 6.722 kasus stunting aktif di Surabaya (Pemerintah Kota Surabaya, 2022). Jumlah tersebut telah mengalami penurunan, dimana pada tahun 2021 anak stunting di Surabaya berjumlah 12.788 anak. Namun angka ini masih berada jauh di atas target kasus stunting yang dimiliki oleh Walikota Surabaya, yaitu Zero Stunting.
Beberapa program yang telah dilakukan seperti analisis situasi berdasarkan data dari kelurahan dan kecamatan, melakukan pembinaan kader Surabaya Hebat, melakukan pendataan kesehatan warga, pada ibu menyusui, pemenuhan gizi anak, memberikan bimbingan sebelum menikah bagi para catin, hingga menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi untuk menangani stunting. Progam kerja sama dengan perguruan tinggi tersebut telah dilakukan oleh Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Stunting Jawa Timur yang terdiri dari 20 perguruan Tinggi di Jawa Timur, salah satunya Universitas Airlangga dengan Pemerintah Kota Surabaya. Selaras dengan sambutan yang diberikan oleh Wali Kota Surabaya "Ketika perguruan tinggi itu hadir di tengah pemerintah, memberikan sumbangsihnya kepada masyarakat dengan semangat mahasiswanya, maka akan selesai permasalahan itu," kata Wali Kota Eri Cahyadi, saat sambutan di Gedung ASEEC UNAIR.
Progam pengabdian masyarakat kali ini mengusung tema "Kampung Emas Madani" yang merupakan kegiatan mahasiswa belajar di luar kampus untuk pemberdayaan masyarakat menuju kelurahan mandiri dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di tingkat kelurahan. Â Dengan mengusung pilar pertama yakni untuk memahami kondisi yang terdapat di kelurahan lokasi Stunting pada Tahun 2023 yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya, yaitu demi mendapatkan data tentang faktor protektif atau pendukung, serta faktor risiko atau penghambat dalam program penanganan stunting di kota Surabaya melalui sasaran hulu yaitu remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu laktasi. Progam-progam yang telah dicanangkan tersebut tentu saja memegang tujuan untuk memenuhi, menerapkan dan mengembangkan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam hal pemberdayaan masyarakat
Progam Kampung Emas Madani tersebut memiliki berbagai macam kegiatan atau intervensi seperti Laduni (Layanan Terpadu Pranikah) dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan Kesehatan pranikah dan menurunkan prevalensi anemia, komplikasi kehamilan, BBLR, neo-natal stunting. SBCC-BESTIEZ (Social Behaviour Change Communication: Bunda Teredukasi Sehat, Hebat, Peduli Gizi) merupakan progam kedua yang bertujuan untuk mengubah perilaku ibu hamil dalam praktik makan sehat bergizi seimbang, dan manajemen kesehatan mental ibu, penguatan peran PKK dan TPK sebagai edukator dan konselor Kesehatan. Formula Pangan Beriman sebagai progam terakhir yang memiliki tujuan untuk mengembangkan formula makanan berbasis pangan hewani untuk meningkatan asupan protein bagi ibu hamil, catin dan remaja putri untuk mendukung program DASHAT (Dapur Sehat).
Progam tersebut dijalankan oleh masing-masing kelompok mahasiswa UNAIR KKN BBK Tematik Kampung Emas Madani yang tersebar di masing-masing kelurahan di Surabaya, salah satunya di kelurahan Alun-Alun Contong. Mahasiswa yang tergabung didalamnya berasal dari fakultas yang berbeda-beda seperti Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi Bisnis. Melalui progam tersebut terbukti telah merubah pandangan dan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya kesehatan gizi dan konsumsi suplemen MMN yang diukur melalui pre test dan post yang diberikan setelah sesi intervensi. Harapan dari implementasi tiga program yang dirancang dalam kegiatan BBK Kampung Emas Madani 2.0 tahun 2023 dapat meningkatkan sikap dan praktik untuk mencapai hidup sehat dengan memenuhi gizi seimbang dan sesuai angka kecukupan gizi (AKG) bagi ibu hamil.
Dengan progam yang terfokus pada hulu, maka penurunan angka kejadian stunting akan jauh lebih signifikan karena terkupas tuntas dari akarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H