Mohon tunggu...
Alfi RahmadanilIslami
Alfi RahmadanilIslami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Institut Agama Islam Syarifuddin

Hajimemasite :D

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Reparasi Hati Santri Lumajang

10 Desember 2022   14:02 Diperbarui: 10 Desember 2022   14:04 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keheningan kamar membuatku bosan, hingga aku mencoba untuk mencari hiburan. Aku datangi lemari buku yang ada di ruang perpustakaan, aku cari buku yang ingin aku baca.Setelah mencari-cari, aku lihat ada sebuah buku yang cukup menarik perhatianku, covernya berwarna merah bercorak seperti darah mengalir, aku coba mengambilnya, aku liat-liat sampulnya seperti buku kuno. "Oh bukunya Fiersa Besari, seperti tidak menarik sama sekali covernya, menakutkan" batinku. Tapi jangan salah, jangan melulu lihat cover, karena cover yang cantik tak menjamin isinya.

 "Dan satu wajah itu muncul dimalamku, diam disela-sela berlian yang bertaburan dilautan angkasa. Dari kejauhan dapat kulihat ia tersenyum, mengatakan bahwa ia akan menungguku pulang untuk kukecup keningnya. Membuatku sadar: cinta yang seluas samudra telah menuntunku pada ujung pengasingan." Tertanda Lelaki Jingga. Ketika kubaca dihalaman pertama. "Hmm rupanya tentang cinta buku ini" batinku lagi. Lalu kubaca halaman selanjutnya, mulai masuk pada cerita, dimana tokohnya adalah Kasuarina. Kubaca-baca terus dan aku mulai mengerti ceritanya. Kasuarina ini menemukan buku seperti buku harian yang bersampul merah, yang tak tahu siapa pemiliknya, hanya ada catatan dihalaman pertama buku itu "Seseorang yang akan menemani setiap langkahmu dengan satu kebaikan kecil setiap harinya" Tertanda Juang. "Hmm aku jadi mengerti mengapa buku ini berjudul Catatan Juang" batinku lagi. Setelah aku baca-baca lagi, aku menemukan kata-kata yang menurutku lucu. "kalau santet itu betulan ada, kenapa para koruptor tidak disantet ramai-ramai saja? Kalau kuntilanak bisa terbang dan menembus segala macam tembok, kenapa tak kita jadikan saja kuntilanak sebagai pasukan pertahanan negara" kutipan dari buku harian juang yang diceritanya bukunya sedang dibaca suar yang malah membuatku senyum-senyum sendiri di sepinya kamar.

"Mbak-mbak ayo, katanya mau ngerjain tugas" panggil temenku yang tiba-tiba datang, dan mengganggu keasikan membacaku. "Huh, bentar lagi masih asik baca buku ini loh" kataku melirik dia sambil mengerutkan dahi. "Ayo ih, udah jam 10 ini loh, nanti waktunya habis" balasnya dengan nada tinggi. "Huh kah iiya-iya" gerutuku. Lalu aku taruh bukunya ditempat asal, dan aku siap-siap untuk berangkat mengerjakan tugas, yang mana tugasnya adalah menulis di Kompasiana, matkul Jurnalistik.

Oke dah, See you

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun