Berlanjut ke WE 2000. Dalam permainan ini cara paling populer buat bikin goal adalah dengan one-two. Saking gampangnya bikin goal akhirnya saya sering bersepakat dengan temen-temen kalau dilarang pakai one-two selama pertandingan.
Hal yang sering bikin keki saat main WE adalah pas temen kita bikin goal dia bakalan me-reply goalnya berulang-ulang. Sambil di-reply berulang-ulang dikomentari sendiri. Seolah-olah tuh goal adalah adalah yang terbaik sejagad. Tapi kalau giliran kita yang bikin goal trus kita reply dianya ngambek. Sering ngalamin kan?
Selain itu pihak yang kalah sering berkelit kalau stick-nya dia bermasalah.
Haram Hukumnya Main Dragon Ball GT Final Bout dan Tekken 3
Pertengahan tahun 2000an, mendadak setiap rental melarang untuk pelanggannya main Dragon Ball GT dan Tekken 3. Alasannya satu, bikin joystick cepet rusak.
Emang sih beberapa jurus dan combo di kedua game itu mewajibkan sang pemakai buat mencetin tombol stick secara masif, cepet, dan berkesinambungan. Ini rupanya yang bikin joystick rusak.
Rela Gak Jajan Sebulan Demi Buat Memory Card
Bagi mereka yang doyan main di rental PS, Memory Card jadi kebutuhan tersendiri. Barang yang fungsinya sebagai penyimpan data ini, berguna banget bagi yang keranjingan main Master League Winning Eleven dangame-game RPG macam Final Fantasy, Legend Of Dragoon, atau Suikoden.
Saat itu harga sebiji memory card berkisar antara 30ribu-50ribu rupiah. Tergantung kapasitasnya.
Saya yang pada waktu itu uang saku perharinya Rp 5000,- rela gak jajan sebulan demi Memory Card yang seharga 35ribu.
Punya Memory Card jaman segitu kaya punya kamera DSLR pas jaman sekarang.