Mohon tunggu...
In'am Al Fajar
In'am Al Fajar Mohon Tunggu... blogger, penulis -

Guru Madrasah Ibtidaiyah di Wonosobo blog : http://catatanpakguru.web.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ngrasani

1 Mei 2016   13:52 Diperbarui: 1 Mei 2016   14:05 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang, keadaan tak sesuai harapan. Saat saya  mengharap sesuatu, satu waktu terwujud, diwaktu lainnya tidak. Bukan Allah tak mengabulkan harapan. Tapi, ke-Maha bijaksanaanNya, menghendaki hal-hal yang baik saja. Bisa jadi, hal yang tak terwujud, harapan yang pupus itu baik untuk saya dikemudian hari. Allah Swt sungguh Mengetahui yang terbaik untuk hambanya.

Kecewa itu hal wajar. Ketika seorang yang diharap menemani hidup pergi, dada serasa sesak. Sakitnya tuh disini. Kata Cita Citata. Ha ha.

Keluar dari soal pribadi. Kondisi ruang keluarga, ruang kerja, juga masyarakat kadang tak sesuai harapan. Ada saja hal yang mengganjal. Tak membuat enak hati. Seterusnya.

Jalinan komunikasi sering kali putus nyambung. Visi ideal sebuah keluarga, visi perusahaan sebagai tempat kerja, juga visi masyarakat yang mewadahi banyak kepala, tak berjalan. Mandeg. Jauh dari harapan.

Sebenarnya, mudah saja menangkap kambing hitam dari semua gagal visi ini. Semudah membalik tangan untuk menunjuk siapa yang salah. Jika tak berani menyebut langsung, obrolkan saja dalam ruang-ruang ngarasani antar kawan. Cas cis cus. Bas bis bus. Ruang-ruang ‘hitam’ ini dijamin tak sepi obrolan.

Ngrasani memang hal yang asyik. Agaknya setan menabur bumbu banyak-banyak di ruang ini. Hingga, saat satu, dua, tiga orang bertemu, dari obrolan ringan, ngalor-ngidul, akhirnya merambat, tertarik, dan terpancing untuk ngrasani. Padahal jelas, ngrasani atau dalam bahasa lain ghibah, tentu tak baik. Semua juga tahu itu.

Pertanyannya, apakah ngrasani mengubah kondisi tak sesuai harapan ini.  Tidak. Paling ujung, ngrasani hanya akan berbuah dosa. Dan tak enak hati, jika yang dirasani ternyata tahu kita rasani.

Sudahlah, semoga Allah meneguhkan hati dan lisan kita untuk jauh-jauh dari ghibah ini. Entah bakal gol apa tidak, Allah yang menentukan, tugas kita, mari bergiat, merubah kondisi tak sesuai harapan dengan melakukan banyak gerakan. Yakinlah, pada tiap gerak dan usaha itu ada barakah yang tak habis-habisnya. Al harakah, barokah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun