Mohon tunggu...
Alfa Wijaya Kusuma
Alfa Wijaya Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Inggris UNAIR

Hanyalah manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal di Tengah arus Modernisasi

22 Agustus 2024   04:02 Diperbarui: 22 Agustus 2024   04:04 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman sekarang, dunia secara perlahan sudah berubah. Munculnya teknologi membuat para generasi muda melupakan eksistensi akan budaya lokal, apalagi di bidang pendidikan. Sehingga, demi menjaga eksistensi akan budaya lokal, pendidikan berbasis kearifan lokal menjadi sebuah cara untuk melestarikan keberadaan budaya di era modernisasi ini. Pendidikan berbasis kearifan lokal adalah sebuah cara pendekatan pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai, budaya, bahasa, dan pengetahuan ke dalam kurikulum dan proses pembelajaran.

Dengan kurikulum ini, kita bisa tetap mempertahankan jati diri bangsa yaitu bangsa yang kaya akan budaya dan adat istiadat. Kurikulum merdeka, kurikulum terbaru di indonesia telah membantu eksistensi pendidikan berbasis kearifan lokal di tengah arus modernisasi. Tetapi, kurikulum ini juga menemui hambatan. 

Modernisasi bisa menjadi hambatan karena dengan kita terus mencari tahu budaya luar, kita bisa terpengaruh akan budaya-budaya tersebut dan menggeser nilai budaya lokal kita. Dan karena zaman yang sudah berubah, terkadang kita orang yang masih penasaran akan budaya dan ingin melestarikan budaya terkadang akan dicap sebagai orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman, tidak update. Padahal penting bagi kita untuk tetap melestarikan nilai budaya kita di masa apapun, karena budaya adalah identitas dan jati diri kita.

Untuk merealisasikan kurikulum ini, para tenaga pendidik bisa mengajarkan budaya lokal sesuai dengan ciri khas daerah masing-masing ataupun menggunakan cara berdiskusi dengan para murid-muridnya, karena dengan kurikulum merdeka alur pembelajaran bukan lagi hanya berpusat kepada guru tetapi para murid-muridnya juga harus aktif.

Dapat disimpulkan bahwa eksistensi pendidikan berbasis kearifan lokal masih dapat berkembang didalam Kurikulum Merdeka sesuai dengan cara mengajar para guru tentang budaya lokal dan ciiri khas daerah masing-masing. Dan dengan metode belajar ini, para generasi muda dapat selalu mengingat budaya-budaya lokal daerah masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun