Mohon tunggu...
Alfath Syawal Ridho Putra
Alfath Syawal Ridho Putra Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah seorang penjelajah kata yang gemar mengeksplorasi beragam topik, mulai dari teknologi terbaru hingga cerita-cerita inspiratif sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Seni Berbicara dalam Ceramah: Memikat Hati, Mencerahkan Pikiran

7 Mei 2024   16:31 Diperbarui: 7 Mei 2024   17:14 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syamsul Yakin dan Alfath Syawal Ridho Putra (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) (Foto : Dokumentasi Pribadi)

Oleh : Syamsul Yakin dan Alfath Syawal Ridho Putra (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Terdapat tiga pemahaman utama tentang retorika berdasarkan fungsinya. Pertama, sebagai seni berbicara yang mendalam (the art of speech). Kedua, sebagai keterampilan membujuk atau memengaruhi pendengar (the art of persuasion). Ketiga, sebagai keahlian dalam menggunakan bahasa secara efektif (the art of language mastery).

Dalam konteks praktis, penceramah sering kali mengaplikasikan retorika pertama, yang mengedepankan keahlian berbicara yang memukau (the art of speech). Penerapan retorika ini khususnya terlihat dalam situasi ceramah yang bertujuan memberikan informasi secara menyeluruh.

Penceramah seringkali menghadirkan seni berbicara yang mengagumkan melalui berbagai media visual atau audio-visual. Konsekuensinya, seni berbicara melibatkan pengiriman gagasan, informasi, dan aspirasi oleh pembicara secara lisan kepada pendengar, dengan kehadiran unsur estetika yang memikat.

Ceramah informatif memberikan wawasan baru kepada pendengar dengan menyajikan informasi yang berguna untuk memperluas pengetahuan mereka.

Dalam format ceramah informatif, keberadaan seni berbicara yang memukau menjadi sangat vital. Hal ini dikarenakan ceramah informatif bertujuan untuk mengantarkan berita, informasi, atau kabar penting kepada audiens.

Sebagai contoh konkret, informasi seputar agama, pendidikan, atau kesehatan memerlukan penyampaian yang tidak hanya informatif, tetapi juga komunikatif, didukung oleh seni berbicara yang memukau dan mampu meyakinkan pendengar.

Dari pemaparan tersebut, terlihat bahwa retorika penceramah menonjolkan kemampuan berbicara di hadapan publik atau jamaah. Dalam konteks agama, penceramah berusaha menyampaikan pesan-pesan dakwah secara informatif, menggarap tema-tema seperti akidah, ibadah, dan akhlak, dengan harapan agar diamalkan di dalam kehidupan keseharian kita.

Para penceramah menyampaikan pesan yang bervariasi tergantung pada konteksnya, seperti pendidikan, kesehatan, dan bidang lainnya. Namun, yang tetap konsisten adalah pendekatan mereka yang estetis, menarik, dan informatif dalam menyampaikan ceramah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun