Mohon tunggu...
Suryana Alfathah
Suryana Alfathah Mohon Tunggu... Freelancer - Santrizen Millenial

Kaum rebahan ras terkuat kedua di bumi

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Novel Belenggu Ilse: Kegilaan, Hukuman, dan Persahabatan

25 Januari 2025   16:39 Diperbarui: 25 Januari 2025   16:39 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Judul: Belenggu Ilse
Penulis: Ruwi Meita
Penerbit: Elex Media Komputindo
Jumlah Halaman: 319 hal
ISBN: 978-623-001-0033

Sinopsis
Ilse menghilang selama dua tahun. Pada suatu malam, dia mengetuk pintu rumahnya yang mewah, membuat Firas, sang suami, tertegun. Perempuan itu kembali, tetapi tidak serta-merta ingatannya. Menghadirkan banyak tanda tanya dalam benak, apa yang terjadi selama dia menghilang?

Review Singkat
"Salah satu cara menguji kebenaran adalah menciptakan neraka".

Belenggu Ilse karya Mbak Ruwi Meita ini punya aura yang kelam meski covernya terlihat ceria dan colorful. Seperti biasa, Mbak Ruwi berhasil menciptakan cerita yang tidak hanya out of the box, tapi juga mampu bikin pembaca gak berhenti membaca halaman demi halaman. Setelah Rumah Lebah yang cukup mind-blowing, Belenggu Ilse tidak kalah mengerikan. Misterinya dibangun perlahan-lahan, tapi tetap terasa menegangkan, bahkan seru. Setiap bab terasa kaya akan petunjuk, apalagi kartu pos yang sering muncul di selingan beberapa bab. Tulisan di kartu pos ini seperti teka-teki atau clue yang bikin pembaca makin penasaran dan terjebak dalam misteri novel ini.

Dari segi cerita, plotnya sebenarnya sederhana, tapi tetap menarik. Sesuai sinopsisnya, kisah ini berpusat pada Ilse, seorang istri yang menghilang selama dua tahun. Tiba-tiba, dia muncul kembali di rumah dalam kondisi kehilangan ingatan dan penuh luka di tubuhnya. Misteri utama novel ini adalah: apa yang sebenarnya terjadi pada Ilse selama menghilang? Tingkah nya pun aneh, makan seperti binatang, dan suka berkhayal berbicara dengan orang yang tidak ada wujud nya.

Awalnya, saya pikir cerita ini hanya soal konflik rumah tangga biasa yang dibumbui unsur psikologi dan thriller. Tapi ternyata, semakin jauh membaca, ceritanya jauh lebih kompleks. Ada penyelidikan tentang hilangnya orang-orang secara misterius, lalu muncul elemen yang mengaitkan cerita ini dengan sebuah website gelap yang isinya menghukum seseorang. Di sisi lain, Mbak Ruwi juga memasukkan unsur mitologi Yunani ke dalam cerita, yang bikin kisah ini jadi terasa lebih kaya dan unik.

Hal menarik lainnya adalah karakter dalam novel ini. Semuanya terasa hidup dan relatable. Ilse sebagai karakter utama sangat membuat penasaran. Ralia, sahabat ilse yang "sus". Firas si suami yang lumayan mencurigakan. Dan yang paling mencolok bagi saya adalah dua karakter polisi, Saram dan Hana. Mereka gak cuma membawa elemen komedi segar, tapi juga jadi kunci penting dalam penyelidikan yang membuat alur cerita jadi semakin menarik. Jangan lupa si Pelaku yang gila menghukum seseorang dengan keji dan menjadikan korbannya seperti binatang, Hades.

Gaya bahasa Mbak Ruwi tetap jadi salah satu kekuatan novel ini. Sama seperti karya-karyanya yang lain, beliau sangat pandai menyisipkan simbol, clue, dan detail kecil yang baru terasa "klik" ketika sampai di akhir cerita. Setiap elemen terasa saling terhubung, dan itu jadi salah satu hal yang bikin novel ini terasa memuaskan meski ending-nya, menurut saya, sedikit terburu-buru.

Novel ini mengangkat isu-isu yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari. Selain konflik rumah tangga, ada juga bahasan tentang persahabatan yang toxic yang menjadi topik utama cerita ini. Dalam persahabatan, kita sering berbagi rahasia satu sama lain. Tapi, apa yang terjadi kalau persahabatan itu berakhir? Bagaimana dengan rahasia yang sudah terlanjur dibagikan? Topik ini terasa relate, dan Mbak Ruwi mengolahnya dengan baik. Selain itu, novel ini juga menyoroti trauma masa lalu, penyiksaan, dan kesehatan mental, isu-isu yang sangat penting di era digital ini, terutama di tengah pengaruh media sosial dan teknologi.

Sayangnya, untuk ending-nya, saya sedikit setuju dengan reviewer lain, terasa agak terburu-buru. Meskipun begitu, di bab terakhir ada kejutan yang cukup menarik dan lumayan bikin merinding. Memang tidak ada plot twist besar seperti yang saya harapkan, tapi secara keseluruhan, Belenggu Ilse tetap jadi bacaan yang sangat thrilling dan layak direkomendasikan untuk para pecinta psychological thriller.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun