Judul: Kills Before Dawn: Road to Armageddon
Penulis: Finn R.
Penerbit: One Peach Media
Jumlah Halaman: 344 hal
ISBN: 978-623-483-229-7
Sinopsis
Issa Respati, The Boogeyman, harus menghadapi ancaman global yang melibatkan kelompok teroris berbahaya. Bersama rekannya, Yulianti Karsini, ia memburu dalang di balik senjata mematikan yang dirancang untuk menciptakan perang dunia ketiga. Di tengah intrik mata-mata dan perburuan berbahaya, mereka juga harus menghadapi pembunuh kejam bernama De Sade. Di saat yang sama, Issa berjuang melawan iblis dalam dirinya untuk mencegah kehancuran yang semakin mendekat.
Review Singkat
"Balas dendam adalah makanan paling enak yang disajikan secara dingin."
Kisah Issa Respati, sang Assassin asal Indonesia, kembali berlanjut di seri keempat. Meskipun Issa sendiri sering mengatakan bahwa ia sedang menjalani masa pensiun, tampaknya sang penulis belum rela mempensiunkan karakter ini. Kali ini, cerita membawa Issa ke Argentina, di mana ia mencoba menjalani masa tenangnya. Namun, seperti biasa, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Dua tahun setelah menghadapi kelompok teroris di Tokyo yang mencoba menyebarkan gas pembunuh massal, kini ia harus kembali berhadapan dengan ancaman yang tak kalah besar berupa kelompok teroris baru yang, entah mengapa, lagi-lagi berambisi menciptakan kiamat. Serius, kenapa mereka begitu terobsesi dengan ide kiamat?
Yang dimaksud dengan "kiamat" di sini adalah pecahnya perang dunia ketiga, atau lebih tepatnya Armageddon, yang dipicu oleh serangan nuklir. Serangan ini dirancang untuk mengguncang tatanan pertahanan dunia, terutama Rusia dan Amerika, hingga akhirnya memicu perang besar-besaran antara dua negara adidaya tersebut. Sialnya, nama besar Issa sebagai "hantu" di dunia intelijen internasional membuatnya mau tak mau terseret dalam krisis ini. Apalagi, dalang utama di balik semua kekacauan ini ternyata memiliki dendam pribadi terhadap Issa dari masa lalu. Konflik pribadi dan global pun bertabrakan, menciptakan ketegangan yang sulit ditebak akhirnya.
Seperti seri-seri sebelumnya, Kills Before Dawn: Road to Armageddon menawarkan kombinasi konflik yang mendebarkan, alur cerita yang kompleks, dan adegan aksi yang seru. Saya selalu kagum dengan bagaimana penulis mampu menyisipkan elemen-elemen baru dalam setiap seri, tanpa kehilangan ciri khasnya. Selain aksi, novel ini juga menyuguhkan pengetahuan tentang dunia intelijen internasional yang jarang dibahas dalam novel thriller lokal. Ada pula bumbu romansa dan sentuhan agama yang diselipkan dengan takaran pas dan tidak berlebihan, tetapi cukup untuk memberikan warna pada cerita.
Gaya narasinya masih konsisten seperti sebelumnya: blak-blakan, to the point, mengalir, dan mudah diikuti. Alur ceritanya cepat, dengan flashback yang singkat namun efektif. Dibandingkan seri sebelumnya, adegan aksi di novel ini terasa lebih intens, brutal, bahkan sedikit vulgar. Jika Anda penggemar adegan aksi yang mendebarkan, ini adalah sajian yang sempurna. Penulis juga berhasil menciptakan setting dan world-building yang sangat detail, membuat pembaca seolah-olah bisa membayangkan setiap lokasi dan suasana yang digambarkan. Karakter baru yang diperkenalkan juga memiliki kepribadian yang menarik, lengkap dengan motivasi dan pengembangan karakter yang solid. Namun, seperti biasa, bersiaplah untuk kehilangan beberapa karakter karena di dunia Issa Respati, selalu ada korban jiwa.
Salah satu hal yang selalu menjadi keunggulan dari seri ini adalah ending-nya yang menggantung. Meski Issa berkali-kali mengatakan bahwa ia ingin pensiun, kita semua tahu bahwa keputusan akhir ada di tangan sang penulis. Melihat bagaimana cerita ini berakhir, sepertinya kita masih akan melihat Issa beraksi di novel berikutnya.
Secara keseluruhan, Kills Before Dawn: Road to Armageddon adalah bacaan wajib bagi penggemar thriller spionase. Dengan narasi yang kuat, konflik yang seru, dan pengembangan cerita yang matang, saya memberi skor 8/10 untuk novel ini. Saya juga berharap suatu hari nanti ada rumah produksi Indonesia atau bahkan Hollywood yang tertarik untuk mengadaptasi kisah Issa Respati ke layar lebar. Bayangkan betapa epiknya itu! Jadi, buat Anda yang belum membaca, jangan ragu untuk segera mencari novel ini. Selamat membaca!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H