Judul: Sang Pewarta
Penulis: Aru Armando
Penerbit: Shofia
Jumlah Halaman: 318 hal
ISBN: 978-602-5862-18-2
Sinopsis
Tomi, seorang sarjana hukum yang berkarier sebagai wartawan, mendalami investigasi dugaan penyelewengan proyek pengadaan alat kesehatan di sebuah kementerian. Ia mengumpulkan fakta dan bukti untuk laporan media tempatnya bekerja. Namun, semakin jauh ia menyelidiki, semakin ia terseret ke dalam "lubang hitam" korupsi yang luas dan berbahaya. Tangan-tangan rahasia bergerak di balik layar, membuat Tomi tak yakin apakah ia pahlawan, korban, atau justru seorang pecundang.
Di sisi lain, Dara, perempuan yang mencintai Tomi, bekerja di Kantor Hukum yang menjadi mitra perusahaan pemenang tender bermasalah. Kantor ini tak tinggal diam terhadap laporan-laporan yang merugikan klien mereka. Hubungan cinta mereka diuji oleh profesi dan prinsip yang berseberangan. Di tengah konflik ini, akankah cinta menyatukan mereka, atau justru menjadi penghalang di antara peran sebagai pahlawan, korban, atau pecundang?
Review Singkat
"Kita, wartawan, adalah jembatan dalam setiap strata kehidupan. Kita menghubungkan penguasa dan rakyatnya, dan sebaliknya. Kita menghubungkan orang tahu dan tidak tahu. Bayangkan kalau jembatan itu rusak atau bahkan tidak ada. Itulah peran kita"
Sang Pewarta adalah kisah thriller investigasi yang berpusat pada kegiatan jurnalistik, khususnya seorang pewarta bernama Tomi. Ceritanya berfokus pada investigasi kasus dugaan korupsi dalam proyek pengadaan alat kesehatan di Kementerian Kesehatan. Semakin Tomi menyelidiki, semakin banyak fakta yang terkuak, ditambah adanya badan intelijen yang ikut serta dalam kasus ini.
Seriusan!, saya membaca novel ini gak sampai sehari saking serunya. Meskipun temanya mungkin terasa berat dan membosankan bagi sebagian orang, menurut saya justru ini asyik banget. Hal yang paling saya sukai adalah gaya bahasanya yang mengalir, pilihan diksi yang tepat, dan narasi yang sangat mudah diikuti. Meski banyak istilah jurnalistik yang digunakan, penulis berhasil menjelaskannya dengan cara yang ringan dan menyenangkan. Hampir ga ada kata yang aneh atau yang tidak dimengerti. Semuanya nyaman sekali.
Awalnya, saya sempat meremehkan novel ini karena cover-nya kurang menarik. Tapi seperti kata pepatah, "Don't judge a book by its cover!". Isinya ternyata benar-benar mengejutkan. Riset penulis sangat rapi, mungkin karena latar belakangnya sebagai sarjana hukum dan pengalaman sebagai wartawan hukum. Ini jelas terasa dalam tulisannya yang sangat paham soal dunia jurnalistik.
Dari segi alur cerita, novel ini membawa kita melihat kehidupan wartawan: mulai dari liputan, wawancara, mengumpulkan data, hingga menulis artikel. Tentunya ada bahaya yang mengintai, mengingat tugas wartawan adalah mengungkap fakta ke publik, yang bisa memengaruhi opini banyak orang. Jarang ada novel yang mengangkat sudut pandang wartawan dengan sedetail ini, jadi membaca ini membuat saya lebih sadar akan peran penting mereka. Sebagai pembanding, ada novel seperti Mata Pena karya Ayu Welirang yang lebih condong ke thriller karena melibatkan korban, atau Rencana Besar karya Tsugaeda yang bahkan diangkat jadi serial TV. Semua menarik karena memberikan sudut pandang yang unik soal dunia pers dan investigasi.
Yang paling memikat tentu saja plot twist-nya. Pengungkapan tentang tiga anggota intelijen yang membantu Tomi selama penyelidikan benar-benar keren. Saya sempat curiga pada salah satu karakter, tapi ternyata salah. Sampai akhirnya, di bagian akhir saya menebak dengan benar, yang ternyata sangat memuaskan. Sosok yang diungkap di paragraf terakhir juga memberikan kejutan besar.
Secara keseluruhan, membaca buku ini sangat menyenangkan dan saya sama sekali tidak merasa bosan. Skor dari saya adalah 8,9/10. Sebagai info, novel ini memiliki sequel dengan judul "Kertas Hitam". Wah saya sangat tidak sabar! Pokoknya buat kalian yang tertarik dengan dunia jurnalistik atau bekerja sebagai wartawan, jangan sampai melewatkan novel ini. Very Recommended!!