Himpunan Mahasiswa Ahlussunnah Wal Jamaah (Hima Aswaja) merupakan sebuah organisasi yang secara struktural membutuhkan anggota yang direkrut melalui proses kaderisasi. Proses kadersisasi di Hima Aswaja disebut dengan nama Marhaba (Masa Orientasi Halaqah Anggota Baru). Tujuan utama dari kaderisasi adalah merekrut anggota baru yang memiliki semangat dan potensi untuk memajukan organisasi dan juga mencapai tujuan bersama.
Pada sabtu, 26 Maret 2022 dilaksanakanlah Marhaba yang ke-9. Walaupun dilakukan dengan hybrid (Offline dan Online), acara berlangsung secara khidmat dan menyenangkan. Kaderisasi biasanya berisi pengenalan-pengenalan terhadap organisasi yang hendak diikuti. Selain itu, diberikan juga materi-materi yang berkaitan dengan Hima Aswaja seperti, materi Ke Aswajaan, materi Ke Ormas an, materi Kepemimpinan, dan lain sebagainya.
Marhaba 9 diselenggarakan di aula Sekretariat Keluarga Mahasiswa Banten (KMB) yang berlokasi di Cibiru Hilir, Kota Bandung. Tempat ini dipilih karena merupakan Pembina Hima Aswaja sendiri yaitu Abah Anang kebetulan menjadi pengelola dari KMB tersebut. Acara berlangsung selama dua hari sampai hari ahad, 27 Maret 2022 kemarin. Meskipun hanya dua hari, tentunya banyak wawasan keilmuan yang didapat dari acara tersebut.
Marhaba 9 mengusungkan tema "Khidmah berjamaah guna membangun tali ukhuwah Islamiyah dalam bingkai akhlakul karimah". Tema ini merupakan representasi dari Visi Misi keberadaan Hima Aswaja sendiri di lingkungan Kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dimana Hima Aswaja berupaya untuk berkhidmah di masyarakat secara berjamaah agar terjalinnya suatu ukhuwah atas dasar Islam yang semuanya berada dalam suatu naungan dan tetap berdasar pada Akhlakul Karimah. Intinya, semua yang dilakukan dalam kehidupan manusia haruslah berlandaskan pada akhlak yang baik karena Nabi Muhammad SAW pun diutus ke muka bumi dengan membawa misi untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Selanjutnya, diharapkan Marhaba 9 menjadi sebuah langkah awal bagi mereka yang ingin berjuang bersama dalam mengiringi toleransi antara perbedaan pemahaman agar saling menghormati satu sama lain dan mencegah terjadinya kekacauan yang disebabkan hanya karena suatu perbedaan yang sebenarnya bersifat kecil. Telah menjadi pemahaman umum bahwa dalam Islam, perbedaan adalah rahmat. Karena itu lah perbedaan bukanlah alasan terjadinya perpecahan, tetapi justru menjadi kunci kesatuan diantara umat. Wallahu A'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H