Upaya Pemakzulan Yoon Suk Yeol: Peran Media Digital dan Fenomena K-Pop dalam Dinamika Sosial Korea Selatan
Korea Selatan kembali menjadi sorotan global setelah isu pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol muncul pada 14 Desember 2024. Sebagai negara demokrasi yang matang, Korea Selatan memiliki sejarah panjang dalam gerakan sosial yang melibatkan publik secara masif, baik melalui aksi turun ke jalan maupun melalui ruang digital. Salah satu elemen unik dalam dinamika sosial Korea adalah keterlibatan budaya populer, khususnya K-Pop, dan penggunaan media digital sebagai alat mobilisasi serta simbol perjuangan.
Isu pemakzulan Presiden ini juga menjadi diskusi tentang bagaimana kekuatan budaya populer dapat mempengaruhi kesadaran publik dan berperan dalam mobilisasi massa. Budaya K-Pop, fandom, dan media digital bukan lagi sekadar sarana hiburan tetapi juga instrumen penting dalam mengekspresikan aspirasi sosial dan politik.
1. Fenomena Lagu K-Pop: Narasi Baru dalam Gerakan Sosial
Lagu-lagu K-Pop sering kali muncul sebagai simbol solidaritas dalam gerakan politik dan sosial di Korea Selatan. Sebelumnya, lagu "Into the New World" milik Girls' Generation menjadi anthem yang tidak terduga dalam demonstrasi pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol, pola serupa mulai terlihat dengan munculnya lagu-lagu K-Pop yang diadaptasi oleh publik sebagai simbol perjuangan.
Di tengah ketegangan politik, lirik lagu K-Pop yang sering menyuarakan tema harapan, kebebasan, dan keberanian kembali mendapatkan makna baru. Misalnya, lagu-lagu yang populer di kalangan anak muda seperti milik BTS, BLACKPINK, atau grup lainnya tidak jarang digunakan untuk membangun solidaritas. Makna lagu yang sebelumnya bersifat personal kini menjadi kolektif ketika diadaptasi dalam aksi sosial.
Lagu K-Pop yang biasanya kita dengar dalam hari hari biasa dan tidak dibuat untuk tujuan politik, kini menjadi "bahasa bersama" bagi generasi muda Korea Selatan yang memiliki kepekaan sosial tinggi. Musik dan Media kini berfungsi sebagai sarana ekspresi emosional yang dapat menyatukan massa dari berbagai kalangan.
2. Media Digital sebagai Ruang Mobilisasi Publik
Salah satu faktor utama yang mendukung gerakan sosial di Korea Selatan adalah peran media digital. Platform seperti Twitter, TikTok, Instagram, dan YouTube memberikan ruang bagi masyarakat untuk:
Mengorganisir Aksi: Melalui platform media sosial, masyarakat dapat merencanakan demonstrasi, menyebarkan informasi, dan menarik partisipasi publik secara real-time.
Viralitas Konten: Video demonstrasi, lagu-lagu K-Pop, dan simbol-simbol perjuangan yang beredar di media sosial dengan cepat menjadi viral dan menarik perhatian global.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!