Merayakan hari-hari adalah keahlian kita.
Entah itu pagi, malam, atau bahkan yang berwarna merah di kalender umumnya.
Kita bahkan tak mengerti apa itu hari besar sebab setiap hari terasa besar tanpa perlu tanggal merah bersama mu.
Setitik saja yang saya minta darimu, tapi kamu malah memberikan saya segunung yang tingginya tidak ada di agenda peta.
Saya paham betul, tulisan saya tidak ada apa-apanya dibandingkan apa yang engkau curahkan untuk saya.
Jadi, pahami saja, bahwa saya adalah kamu.
Saya adalah kamu yang menyamar menjadi kekasihmu, pura-pura bersikap seolah baik padahal hanya berusaha untuk menjadi kamu.
Sebagai seorang penulis, saya membutuhkan kamu agar kertas putih terisi tinta hitam yang isinya tidak akan jauh darimu.
Sebagai seorang penulis, saya juga mendapatkan banyak ujian.
Bagi saya, ujian adalah ketidaksengajaan yang tak disadari tapi menyadarkan.Â
Seperti kamu, kamu adalah ujianku,