Mohon tunggu...
Alfasrin
Alfasrin Mohon Tunggu... Lainnya - Unpredictable

XXIX! Purna Paskibraka Indonesia Provinsi Sumatera Barat 2018, Duta Anak Kota Sawahlunto dan Duta Anak Provinsi Sumatera Barat 2019, Penulis buku "Alfa" dan "Segmen-Segmen Kehidupan", Pemilik akun Instagram @manotebook

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

The Little Dutch in West Sumatera

29 Januari 2021   08:51 Diperbarui: 30 Januari 2021   08:06 1696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Cerobong Asap dan Jembatan Pasar Sawahlunto Tempo Dulu (SumberTempoDulu on Twitter)

Semua itu, terkait erat dengan sejarah kota yang berdiri pada tanggal 1 Desember 1888 ini. Potensi batu bara yang dikembangkan oleh Belanda saat itu, mendorong perekrutan tenaga kerja secara besar-besar.

Hal ini mengakibatkan tenaga kerja yang didatangkan bukan hanya dari daerah sekitar saja, melainkan menembus provinsi bahkan sampai ke pulau seberang. Maka, tak heran bahwa Kota Sawahlunto saat ini multietnis. 

Ada masyarakat Suku Minangkabau yang menjadi mayoritas, Suku Batak, Tionghoa, Suku Bugis, dan Suku Jawa yang mendominasi keberagaman suku bangsa di kota ini. Ada agama Islam, Kristen Katholik, dan Kristen Protestan juga lho! Ini terbukti dengan berdirinya tempat ibadah masing-masing kepercayaan itu.

Olahraga di Lapangan Ombilin ini, ku lakukan sekitar satu sampai dua jam. Aku dibimbing oleh pelatihku, tapi aku menyebutnya dengan sebutan Abang (sebutan untuk kakak laki-laki) karena jarak usia kami yang tidak terlalu jauh dan kami sudah begitu dekat hingga rasanya bersaudara. Bersama Bang Panji Asep Sasmito inilah, aku berlatih sudah sekitar 3 bulan ini. Program latihan yang asik dan menyenangkan hingga tidak terasa sudah hampir selesai saja.

Setelah pendinginan dan peregangan, aku pun mengajak Bang Panji untuk berkeliling dulu di sekitar Kota Sawahlunto ini.

Selfie di depan Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto  (Dokpri)
Selfie di depan Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto  (Dokpri)
Salah satu yang aku kunjungi yakni Masjid Agung Nurul Islam. Masyarakat sekitar lebih akrab dengan sebutan Masjid Agung ini, sudah menjadi cagar budaya Kota Sawahlunto.

Pada masa penjajahan Belanda dahulu, komplek Masjid Agung ini sebagai tempat kelistrikan dari industri batu bata Kota Sawahlunto. Kalau dalam Bahasa Belandanya, Electrische Centerale. 

Kawasan Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto merupakan PLTU pertama di Kota Sawahlunto dibangun dalam rentang tahun 1894-1898. Pada masa Revolusi Kemerdekaan RI menjadi pusat perakitan senjata oleh pejuang Sawahlunto. Saat ini beralih fungsi sebagai Masjid dengan Panti Asuhan yang berada tepat di sebelahnya.

Panti Asuhan Yayasan Penyantun Anak Yatim (YPAY) Kota Sawahlunto  (Dokpri)
Panti Asuhan Yayasan Penyantun Anak Yatim (YPAY) Kota Sawahlunto  (Dokpri)

Potret Cerobong Asap dan Jembatan Pasar Sawahlunto Tempo Dulu (SumberTempoDulu on Twitter)
Potret Cerobong Asap dan Jembatan Pasar Sawahlunto Tempo Dulu (SumberTempoDulu on Twitter)
Salah satu yang unik dari Masjid yang satu ini, yaitu terletak pada menara masjidnya. Menara masjid adalah salah satu bangunan penunjang yang puncaknya terdapat corong pengeras suara.

Menara Masjid Agung ini, dahulunya adalah cerobong asap, lho! Cerobong ini, terhubung dengan jalur bawah tanah yang berujung tepat di Dapoer Oemoem Ransoem yang saat ini dikenal dengan Museum Gudang Ransum. Konstruksi bawah tanah ini adalah yang paling mutakhir pada zamannya. Tak heran, Belanda sangat betah untuk bermukim di Kota Sawahlunto ini.

Potret Masjid Agung dengan Menara Hari Ini  (Dokpri)
Potret Masjid Agung dengan Menara Hari Ini  (Dokpri)
Electrische Centerale (Kawasan Masjid Agung Nurul Islam) Tempo Dulu (jejakkolonial.blogspot.com)
Electrische Centerale (Kawasan Masjid Agung Nurul Islam) Tempo Dulu (jejakkolonial.blogspot.com)
Menara Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto   (Dokpri)
Menara Masjid Agung Nurul Islam Sawahlunto   (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun