Mohon tunggu...
Alfariz Muhan Mandega
Alfariz Muhan Mandega Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Angkatan 2022 UIN Malang

Saya adalah seorang mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang memiliki minat besar dalam dunia teknologi dan pengembangan perangkat lunak. Saat ini, saya aktif mengikuti perkembangan terbaru di bidang IT dan senang berbagi pengetahuan melalui tulisan. Di Kompasiana, saya berharap dapat berbagi wawasan dan pandangan mengenai teknologi, pendidikan, dan pengalaman pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Integrasi AR & GIS: Solusi Efisien untuk Aplikasi Geolokasi di Era Digital

6 Oktober 2024   13:17 Diperbarui: 6 Oktober 2024   13:30 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Integrasi Augmented Reality & Geographic Information System (Sumber: Freepik.com)

Integrasi AR dan GIS: Solusi Efisien untuk Aplikasi Geolokasi di Era Digital

Penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) dan Geographic Information System (GIS) telah membawa perubahan signifikan dalam cara kita memandang dan memanfaatkan data berbasis lokasi. Artikel karya Jonathan Rodriguez dan Ching-Yu Huang (2017) yang berjudul "An Emerging Study in Augmented Reality & Geographical Information System" menawarkan pandangan baru mengenai potensi integrasi antara AR dan GIS dalam membangun aplikasi berbasis geolokasi yang interaktif. Teknologi ini, yang memanfaatkan Google Maps API dan platform pengembangan mobile seperti Ionic Framework dan AngularJS, membuka peluang besar dalam memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan terhubung secara real-time dengan lingkungan sekitar mereka.

Menggabungkan AR dengan GIS memberikan kemampuan unik dalam menampilkan informasi visual di atas peta nyata, menciptakan pengalaman yang lebih mendalam bagi pengguna. Ini dapat dilihat dalam aplikasi populer seperti Pokmon GO, yang menggunakan AR untuk meningkatkan keterlibatan pengguna dengan lokasi tertentu. Menurut laporan dari Statista (2021), pasar AR diproyeksikan mencapai $198 miliar pada tahun 2025, mencerminkan pertumbuhan yang cepat dan potensi luas dalam penerapan teknologi ini.

Selain itu, penelitian ini menggunakan teknologi terbuka seperti MongoDB untuk menyimpan data geolokasi, yang memberikan fleksibilitas tinggi dalam penyimpanan dan pengambilan data. Dengan pendekatan berbasis teknologi terbuka, pengembang dapat membangun aplikasi AR/GIS dengan biaya yang lebih rendah dan aksesibilitas yang lebih baik. Penggunaan basis data non-relasional seperti MongoDB memungkinkan sistem untuk menangani data dalam skala besar dengan responsivitas yang lebih baik, menjadikannya pilihan yang ideal bagi aplikasi modern yang mengandalkan data spasial. Hal ini sangat relevan di era sekarang, di mana data berbasis lokasi menjadi bagian integral dari berbagai aplikasi, mulai dari navigasi hingga pariwisata.

***

Artikel karya Jonathan Rodriguez dan Ching-Yu Huang (2017) mengilustrasikan bagaimana integrasi antara Augmented Reality (AR) dan Geographic Information System (GIS) dapat memberikan dampak positif pada pengembangan aplikasi berbasis geolokasi. Salah satu poin penting yang diangkat dalam artikel ini adalah penggunaan teknologi terbuka, seperti Google Maps API dan basis data non-relasional MongoDB, untuk membangun aplikasi yang dapat diakses oleh lebih banyak pengembang dan pengguna. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas yang tinggi dalam hal pengelolaan dan penyimpanan data, serta memungkinkan pengembangan aplikasi yang lebih efisien dan dengan biaya yang lebih rendah. Penggunaan MongoDB, sebagai contoh, memungkinkan penyimpanan data geolokasi dalam format JSON, yang lebih fleksibel dibandingkan basis data relasional tradisional, terutama untuk menyimpan data yang terstruktur dan semi-terstruktur.

Selain itu, penggunaan AR dalam integrasi dengan GIS membawa pengalaman pengguna ke tingkat yang lebih tinggi. AR memungkinkan pengguna melihat informasi visual secara langsung di atas lingkungan nyata mereka, yang membuat data geolokasi lebih mudah dipahami dan diakses. Misalnya, aplikasi yang dibahas dalam artikel ini menggunakan Google Maps API untuk menampilkan informasi lokasi dan menggunakan AR untuk menambah lapisan informasi di atasnya. Dengan demikian, pengguna dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang mereka butuhkan tentang lokasi di sekitar mereka hanya dengan melihat melalui perangkat mereka. Ini sangat penting untuk aplikasi seperti pariwisata, di mana pengguna dapat melihat informasi tentang tempat-tempat bersejarah atau tempat menarik lainnya di atas peta, meningkatkan pengalaman wisata mereka.

Artikel ini juga menekankan pentingnya pengembangan aplikasi berbasis teknologi terbuka untuk mempercepat adopsi teknologi AR dan GIS. Menurut data yang diberikan oleh penulis, penggunaan platform pengembangan mobile hybrid seperti Ionic Framework dan AngularJS memungkinkan pengembangan aplikasi dengan basis kode yang lebih efisien dan kompatibilitas yang lebih baik di berbagai perangkat. Hal ini memungkinkan lebih banyak pengembang untuk terlibat dalam pengembangan aplikasi AR/GIS tanpa harus berinvestasi dalam teknologi yang mahal atau memerlukan lisensi khusus. Hasilnya adalah aplikasi yang lebih terjangkau dan lebih mudah diakses oleh masyarakat umum, yang pada gilirannya meningkatkan adopsi teknologi AR dan GIS.

Dalam konteks aplikasi nyata, AR dan GIS memiliki banyak potensi untuk diterapkan di berbagai sektor. Sebagai contoh, dalam sektor pendidikan, AR dapat digunakan untuk menunjukkan informasi geolokasi yang relevan secara langsung kepada siswa dalam bentuk visual yang menarik, sehingga membuat proses belajar menjadi lebih interaktif. Selain itu, dalam industri pariwisata, aplikasi AR/GIS dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu destinasi wisata hanya dengan memindai lokasi tersebut melalui perangkat pengguna. Artikel ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi ini mampu meningkatkan keterlibatan pengguna dan memberikan pengalaman yang lebih kaya dan imersif.

Penggunaan AR dan GIS juga membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal efisiensi pengolahan data dan responsivitas sistem. Namun, dengan menggunakan basis data seperti MongoDB, yang mendukung penyimpanan data secara fleksibel dan pemrosesan data yang cepat, tantangan ini dapat diminimalkan. Pengujian prototipe menggunakan dataset menunjukkan bahwa sistem yang dikembangkan dapat menangani data dalam skala besar dengan tingkat responsivitas yang tinggi. Hal ini membuka peluang bagi pengembangan lebih lanjut dan implementasi di berbagai aplikasi yang membutuhkan pengelolaan data berbasis lokasi secara real-time.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun