Mohon tunggu...
Alfariz Muhan Mandega
Alfariz Muhan Mandega Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Angkatan 2022 UIN Malang

Saya adalah seorang mahasiswa Teknik Informatika di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang memiliki minat besar dalam dunia teknologi dan pengembangan perangkat lunak. Saat ini, saya aktif mengikuti perkembangan terbaru di bidang IT dan senang berbagi pengetahuan melalui tulisan. Di Kompasiana, saya berharap dapat berbagi wawasan dan pandangan mengenai teknologi, pendidikan, dan pengalaman pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Teknologi dalam Mengubah Struktur Pekerjaan dan Tantangan Sumber Daya Manusia

11 September 2024   22:59 Diperbarui: 11 September 2024   23:08 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Peran Teknologi dalam Struktur Pekerjaan (Sumber : Freepik.com)

Peran Teknologi dalam Mengubah Struktur Pekerjaan dan Tantangan Sumber Daya Manusia

Perubahan dalam dunia kerja akibat perkembangan teknologi informasi telah menjadi fenomena yang tak terelakkan dalam beberapa dekade terakhir. Artikel "Information, Technology, and the Changing Nature of Work" yang ditulis oleh Chris Forman, dkk (2014) menjelaskan bagaimana informasi dan teknologi berperan penting dalam mengubah cara manusia bekerja. Dalam era informasi, teknologi tidak hanya mempengaruhi produktivitas, tetapi juga mengubah struktur pekerjaan secara fundamental. Sebagai contoh, dari studi yang dilakukan oleh Brynjolfsson dan McAfee (2014), terlihat bahwa automasi dan penggunaan teknologi dalam pekerjaan rutin telah menyebabkan penurunan permintaan untuk pekerja kelas menengah di sektor manufaktur. Sebaliknya, terjadi peningkatan pada pekerjaan berbasis pengetahuan yang memerlukan keterampilan tinggi.

Lebih lanjut, artikel ini menyoroti bahwa teknologi informasi mempercepat perubahan dalam proses kerja dan memungkinkan koordinasi yang lebih efisien antara pekerja yang tersebar secara geografis. Menurut sebuah studi pada tahun 2014, sekitar 43% perusahaan global sudah menggunakan solusi teknologi informasi untuk memfasilitasi kerja jarak jauh dan kolaborasi digital. Seiring dengan berkembangnya teknologi, tantangan baru juga muncul, termasuk teknostres, tekanan untuk terus terhubung, serta peningkatan siklus revisi yang tak berkesudahan dalam pekerjaan berbasis informasi.

Penting untuk dicatat bahwa dampak teknologi pada pekerjaan tidak hanya terlihat dalam konteks produktivitas tetapi juga mempengaruhi keseimbangan kehidupan kerja. Penelitian oleh National Academy of Sciences (1999) telah mencatat bahwa teknologi menciptakan ketegangan antara waktu kerja dan waktu luang, yang memerlukan perhatian lebih dari peneliti di masa depan.

***

Perubahan mendasar yang dipicu oleh teknologi informasi terhadap dunia kerja dapat dilihat dari beberapa aspek penting, termasuk perubahan dalam desain pekerjaan, koordinasi, dan kontrol. Artikel Forman (2014) menggarisbawahi bahwa teknologi tidak hanya mempercepat proses kerja, tetapi juga menciptakan model kerja baru yang tidak pernah ada sebelumnya. Salah satu contoh nyata adalah berkembangnya konsep crowdsourcing dan produksi terbuka, yang memungkinkan individu bekerja secara independen dalam proyek jangka pendek yang didistribusikan secara digital. Menurut survei yang dilakukan oleh McKinsey pada tahun 2019, sekitar 162 juta orang di seluruh dunia terlibat dalam pekerjaan gig economy---sebuah bentuk kerja yang difasilitasi oleh teknologi.

Selain itu, teknologi juga memungkinkan kolaborasi lintas geografis yang lebih mudah, yang berdampak pada struktur organisasi. Sebuah studi oleh Agarwal et al. (2014) menunjukkan bahwa penggunaan teknologi digital telah menurunkan biaya koordinasi sebesar 20-30% di berbagai perusahaan global. Dengan perangkat digital seperti platform kolaborasi dan manajemen proyek berbasis awan, pekerja dapat berkolaborasi dalam real-time, terlepas dari lokasi fisik mereka. Contoh kasus ini terlihat dalam perusahaan multinasional yang memanfaatkan pusat riset dan pengembangan di berbagai negara untuk bekerja secara terkoordinasi tanpa harus selalu berada di lokasi yang sama.

Namun, perubahan ini tidak tanpa tantangan. Teknologi juga membawa tekanan baru bagi pekerja, terutama terkait dengan "teknostres", yakni stres yang disebabkan oleh tuntutan untuk selalu terhubung dan responsif. Berdasarkan penelitian oleh Brod (1984) yang dikutip dalam artikel, teknostres berdampak pada penurunan kesejahteraan psikologis pekerja, terutama mereka yang terlibat dalam pekerjaan berbasis informasi. Pada tahun 2020, sebuah survei di AS menemukan bahwa 65% pekerja mengalami peningkatan stres akibat pekerjaan yang terus menerus terhubung secara digital, menciptakan tantangan baru bagi manajemen sumber daya manusia.

Selain itu, Forman dkk. juga mencatat bahwa meskipun teknologi memungkinkan otomatisasi pekerjaan rutin, hal ini juga berdampak pada penurunan keterampilan tertentu di kalangan pekerja. Sebuah laporan oleh Autor et al. (2003) menunjukkan bahwa teknologi telah mengurangi permintaan akan pekerjaan yang bersifat manual dan rutin, tetapi meningkatkan kebutuhan akan keterampilan non-rutin seperti pemecahan masalah dan koordinasi antar tim. Fenomena ini telah mengakibatkan perubahan yang signifikan dalam pasar kerja, di mana terjadi peningkatan permintaan akan keterampilan analitis dan komunikasi interpersonal di berbagai sektor.

Teknologi, meskipun mempermudah koordinasi dan kolaborasi, juga memperdalam ketidaksetaraan di tempat kerja. Menurut studi World Economic Forum (2020), sekitar 75 juta pekerjaan diperkirakan akan hilang akibat otomatisasi pada tahun 2025, sementara 133 juta pekerjaan baru dengan keterampilan lebih tinggi akan tercipta. Ini menunjukkan adanya transisi yang signifikan dari pekerjaan manual menuju pekerjaan yang memerlukan keterampilan teknologi yang lebih canggih.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun