Mohon tunggu...
Alfarizi Andrianaldi
Alfarizi Andrianaldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - ze

Pengen ke Mars

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ode Untuk-(?)

27 Februari 2022   23:40 Diperbarui: 27 Februari 2022   23:59 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam, engkau tahu  aku selalu benci ketika memimpikannya, semakin hiruk-pikuk tangis hujan di atap kamar-ku, ia datang. Semakin lantang cerewet gagak yang bertengger di mataku semakin tumbuh pula ia. Sepanjang itu pula tabir rinduku ku-koyak .

Tak abis anggur dalam cangkir, tak lupa pula meninggalkan doa. Ketika perintah yang jarang aku lakukan kulaksanakan, namamu ku-sematkan dengan peniti penuh tetesan darah dan dosaku. Tampak pecah kabut mendobrak mata pada subuh esoknya. Langkah di setapak jalan menuju bukit pertemuan itu terdistorsi  oleh semacam kudapan pengusir.

Aku yang selalu benci mengenangmu di dalam mimpi, aku yang selalu benci mengenangmu di dalam mimpi, aku yang selalu benci mengenangmu di dalam mimpi menginginkan kita mati dan tak akan dipertemukan  lagi di suatu tempat yang sama.

Sehingga saat inilah aku ingin selalu bersamamu.  Walau aku benci akan mimpiku yang selalu memproyeksikan-mu. Namun kamu akan selalu menjadi rajahat paling indah di tubuhku. Sebelum sebilah pisau di tanganku ku-tancapkan ke-dadamu dan ke-dadaku.

Kita sebaiknya menyaksikan piringan gelap itu berputar  sebelum kencana itu datang menjemput.

Alfarizi Andrianaldi, Februari 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun