Mohon tunggu...
Alfarizi Tubagus
Alfarizi Tubagus Mohon Tunggu... -

Hanya mencoba menulis dan ingin berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ritual Mandi yang Unik di Umbul Manding

13 Oktober 2014   09:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:14 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Desa Semanding, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terdapat suatu umbul (sumber air) yang debitnya berlimpah bahkan di saat kemarau sekalipun, dan umbul  sungguh merupakan berkah bagi masyarakat sekitar baik untuk mandi, mencuci, memasak, bahkan untuk mengairi sawah padahal tempatnya berada di daerah pegunungan yang biasanya sulit air.

Umbul ini konon biasa juga dipergunakan untuk melakukan ritual dengan mandi bersama di tempat terbuka, yang biasanya dilakukan pada malam Jum’at legi, pria maupun wanita bersama-sama melakukan ritual mandi di tempat ini dan uniknya ada larangan yang tidak tertulis bahwa kaum hawa yang mandi di sini tidak diperkenankan memakai penutup dada (bra). Bagi yang belum terbiasa tentu akan merasa aneh dan kikuk berada di tempat seperti itu akan tetapi yang sudah biasa tidak menjadi masalah, mungkin ibarat kata pepatah “alah bisa karena biasa”.

Menurut keterangan yang saya peroleh, masyarakat Desa Semanding memang tergolong masih memegang nilai-nilai tradisi secara kuat , warga di sana masih percaya dengan berbagai kepercayaan leluhur, misalnya, perawan sebelum datang bulan yang pertama, giginya harus dipanggur diratakan, alasannya supaya payudaranya cepat besar dan kalau sudah begitu, perawan tersebut akan cepat mendapat jodoh. Karena masih percaya dengan adat dan kepercayaan tersebut maka anak wanita di sana banyak yang tidak bisa menyelesaikan pendidikan dasar sekalipun, sebab walau masih SD kalau payudaranya sudah kelihatan besar langsung dinikahkan sebab umumnya orang tua disana merasa malu kalau punya anak perawan yang payudaranya sudah kelihatan besar, tapi belum menikah.

Kenapa kaum perempuan di sana kalau mandi harus bertelanjang dada? Rupanya hal ini berkaitan dengan sebuah legenda masyarakat di situ.

Alkisah, beberapa puluh tahun silam, ada seorang perawan yang menjadi bunga desa yang menjadi rebutan para jejaka di situ dan yang beruntung adalah seorang Polisi Hutan yang kemudian menikahinya.

Di awal-awal pernikahannya mereka berbahagia akan tetapi selang beberapa lama sang suami mulai berubah dan kerap pulang malam tanpa alasan yang jelas sehingga tentu saja membuat istrinya sangat galau dan kecewa sehingga pada suatu sore istrinya itu meninggalkan rumah untuk menenangkan pikiran, berjalan tak tentu arah dan akhirnya berhenti di pinggir Umbul.

Lalu dia duduk di tepi umbul dan melamun memikirkan kekecewaan dengan keadaannya sehingga tanpa terasa dia begitu lama duduk melamun di tepi umbul. Sewaktu dia akan meninggalkan umbul, tiba-tiba dari dalam air muncul seorang puteri yang naik bulus raksasa dan menghampirinya.

“Kamu harus tabah dan jangan putus asa,” kata puteri itu. “Aku datang mau menolong kamu. Sekarang pulanglah ke rumah lalu sediakan bunga tujuh macam dan besok bawa ke sini dan apa yang kamu minta bakal kesampaian,” sambungnya. Setelah berkata begitu, puteri cantik tadi hilang entah kemana, yang kelihatan di depannya hanya tinggal bulus yang tadi dinaiki sang puteri.

Sementara itu, suaminya di rumah kebingungan karena isterinya tidak ada di rumah seperti biasanya, dia mencari kemana-mana tapi tidak ditemukan, dan tepat tengah malam, suaminya mendengar kabar kalau ada seorang wanita pingsan di dekat Umbul Munding sehingga dia cepat-cepat pergi kesana, dan ternyata, wanita yang pingsan di dekat umbul itu memang isterinya. Suaminya langsung membawa istrinya yang pingsan pulang dan dalam hati dia berjanji akan merubah perilakunya selama ini.

Selang berapa lama setelah tiba di rumah istrinya sadar dan menceritakan apa yang dialaminya, dan setelah suaminya mendengar kisah itu lalu mereka menjalankan pesan dari putri gaib itu, mereka menyediakan bunga tujuh warna lalu keesokan harinya dibawa ke umbul tersebut.

Keduanya menunggu datangnya sang puteri, tapi setelah di tunggu sampai jauh malam sang puteri tak kunjung datang, suami istri itu memutuskan untuk pulang meninggalkan umbul, tetapi baru saja melangkah, tiba-tiba terdengar ada suara yang memanggil mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun