Mohon tunggu...
alfariza rasendria
alfariza rasendria Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar SMA

Become who you are

Selanjutnya

Tutup

Money

Apa Itu Istilah "Lockdown" dan Apa Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia

21 Maret 2020   20:50 Diperbarui: 21 Maret 2020   20:52 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jika kalian mengikuti perkembangan berita terkait dengan Virus Corona / COVID-19 yang berasal dari negara tirai bambu ini, kalian akan sering mendengar kata 'Lockdown' yang sering diucapkan oleh pemerintah di media massa seperti di televisi maupun di internet. Lockdown secara harfiah artinya mengunci, namun secara bahasa lockdown artinya situasi yang melarang warga untuk masuk ke sesuatu tempat karena kondisi darurat. 

Lockdown juga bisa berarti negara yang menutup perbatasannya, agar tidak ada orang yang masuk atau keluar dari negaranya. Lockdown ini sudah diterapkan oleh banyak negara seperti China, Malaysia, Italia, dan Perancis. Hal ini dilakukan oleh pemerintahan dari negara-negara tersebut untuk meminimalisir jumlah penyebaran Virus Corona / COVID-19 yang kian lama kian mewabah ini.

Lalu bagaimana dengan Negara Indonesia ? Pemerintahan Indonesia sendiri sampai saat ini belum menerapkan sistem lockdown ini padahal jumlah penyebaran sudah mencapai 450 kasus sampai saat ini. Pemerintahan Indonesia masih juga belum menerapkan sistem lockdown  bagi para warganya karena menuai pro dan kontra di kalangan sosial, namun  akhirnya ditetapkan oleh kebijakan dari presiden dan pemerintahan pusat mengatakan bahwa saat ini Indonesia masih belum memerlukan kebijakan lockdown ini.  Asal kita ketahui juga kebijakan lockdown ini juga sangat berdampak pada ekonomi Indonesia yaitu berdampak buruk bagi perekonomian di Indonesia.

Kebijakan lockdown dapat memperburuk ekonomi karena dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, meskipun terdapat beberapa pekerjaan yang memungkinkan untuk dilakukan secara virtual atau secara tidak langsung, namun 80% aktivitas kerja masih tetap membutuhkan lalu lintas manusia dan pertemuan. "Apalagi mengingat bahwa perekonomian Jakarta menyumbang sekitar 25% PDB nasional dan menentukan lebih dari 60% perekonomian nasional,". Dapat kita bayangkan apa dampaknya terhadap negara ini mengingat utang negara Indonesia  juga terbilang cukup besar yaitu 410,8 Miliar Dollar AS . Hal ini tentu akan memperburuk keadaan utang luar negeri Indonesia yang kian lama kian membengkak.

Selain itu kebijakan lockdown sendiri juga berdampak pada ekonomu masyarakatnya secara langsung semisal seseorang yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online, sebutlah penghasilan pengemudi ojol Rp 100 ribu per hari, apabila lockdown dilakukan selama dua minggu saja maka para pengemudi akan kehilangan uang pendapatan Rp 1,4 juta. 

Sementara itu, mereka masih harus menanggung cicilan motor, tagihan listrik, hingga sewa kontrakan. Selain itu orang yang berprofesi sebagai staff-staff di perhotelan maupun di penginapan lainnya, dan juga para wirausaha di bidang makanan misalnya di depot atau resataurant juga akan merasakan hal yang sama seperti pengemudi ojek online tersebut.  Oleh karena itu dapat kita simpulkan jika pemerintah Indonesia melakukan lockdown maka akan terjadi penurunan pendapatan ekonomi di seluruh aspek dan akan menjadikan rakyat sengsara.

Sumber:
katadata.co.id
finance.detik.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun