Saat mendengar nama Kota Tarakan mungkin banyak yang belum tahu di mana keberadaan kota tersebut. Bahkan teman-teman sekolah saya ketika saya menyebut Tarakan, banyak yang mengira Tarokan, sebuah kecamatan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Tarakan adalah sebuah kota pulau yang terletak di sebelah timur pulau Kalimantan bagian utara. Tarakan berasal dari bahasa Tidung yang artinya tempat singgah (tarak) dan makan (ngakan), yang secara harfiah dapat diartikan sebagai tempat para nelayan untuk istirahat makan, bertemu serta melakukan barter hasil tangkapan dengan nelayan lain. Selain itu Tarakan juga merupakan tempat pertemuan arus muara Sungai Kayan, Sesayap, dan Malinau.
Kota Tarakan memiliki posisi yang strategis bagi Provinsi Kalimantan Utara yaitu merupakan pintu gerbang dan pusat transit perdagangan antarpulau di wilayah utara Kalimantan dan antarnegara di kawasan Indonesia-Malaysia-Filipina.
Pertama kali menginjakkan kaki di Tarakan pada akhir tahun 2011, waktu itu masih mengurus mutasi karena mengikuti suami, dan mulai menetap di Bumi Paguntaka ini pada pertengahan tahun 2012. Sebelum datang ke Kota Tarakan, bayangan saya Tarakan adalah sebuah kota yang masih sepi.
Tapi ternyata bayangan saya salah besar, Tarakan adalah sebuah kota kecil yang sudah ramai. Penduduknya pun banyak dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke ada di sini. Tidak heran jika di Tarakan kita dapat menemukan kuliner dari berbagai daerah.
Begitu keluar dari Bandara Juwata Kota Tarakan, waktu itu saya langsung disambut dengan semboyan Kota Tarakan yaitu Tarakan Kota "BAIS" (Bersih, Aman, Indah, Sehat, dan Sejahtera) dan Jadikan Tarakan The Little Singapore yang merupakan cita-cita Kota Tarakan.
Secara umum Kota Tarakan dikenal sebagai kota penghasil minyak dan gas di Indonesia, bahkan sebelum Indonesia mengumumkan kemerdekaannya. Tidak hanya sebagai penghasil minyak dan gas, Tarakan juga terkenal dengan hasil lautnya seperti udang, kepiting, ikan, rumput laut, dan sebagainya. Bahkan hasil laut tersebut sudah banyak yang diekspor.
Mulai tahun 2019 atau sejak dr. Khairul, M.Kes menjabat sebagai Wali Kota Tarakan, Kota Tarakan tidak hanya berfokus pada sektor minyak dan gas saja, namun juga mulai membangun potensi pariwisata, industri bahkan mengarah pada konsep smart city.
Kota Tarakan baru merayakan Hari Ulang Tahun yang ke-25 kemarin. Dalam sambutannya, Wali KotaTarakan menyampaikan bahwa HUT Kota Tarakan ke-25 mengambil tema "Semakin Tangguh, Terus Tumbuh, menuju Smart City". Wali Kota Tarakan juga menyampaikan bahwa diangkatnya tema tersebut merupakan inspirasi bagi seluruh komponen yang ada di Kota Tarakan untuk siap menghadapi semua tantangan yang terbentang di hadapan kita, seraya terus bersama-sama membangun, mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama.
Kota Tarakan sendiri memiliki lambang yang mencerminkan visi dan misi Kota Tarakan pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Lambang Kota Tarakan didominasi warna biru, selain itu juga ada warna hijau, kuning, putih, coklat, dan merah, di mana masing-masing warna tersebut memiliki makna. Adapun makna dari warna-warna tersebut adalah sebagai berikut.
- Warna biru melambangkan persaudaraan;
- Warna hijau melambangkan keagamaan, keluhuran dan kemashuran;
- Warna kuning melambangkan keagungan dan kemashuran;
- Warna biru melambangkan persaudaraan;
- Warna putih melambangkan kesucian;
- Warna coklat melambangkan kedamaian/ketentraman; dan
- Warna merah melambangkan dalam kebenaran.Baca juga: Gerakan Literasi Sekolah Peduli Sampah
Sedangkan arti lambang Kota Tarakan adalah sebagai berikut:
- Lambang yang berbentuk perisai yang berarti ketahanan wilayah yang tangguh;
- Bintang bersudut 5 (lima) melambangkan Dasar Falsafah Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila;
- Padi dan kapas melambangkan Pemerintahan yang berkeadilan sosial dan sekaligus pula merupakan rangkaian sejarah terbentuknya Daerah Kota Tarakan. Untaian Padi sebelah luar berjumlah 15 (lima belas) dan sebelah dalam berjumlah 12 (dua belas) melambangkan tanggal dan bulan peresmian Daerah Kota Tarakan. Untaian Kapas sebelah dalam berjumlah 9 dan sebelah luar 7 butir, melambangkan tahun 1997, tahun peresmian Daerah Kota Tarakan; dan Ikatan Padi dan Kapas berjumlah 7 lilitan, melambangkan bahwa Daerah Kota Tarakan merupakan Daerah yang ke 7 di Provinsi Kalimantan Timur serta merupakan ikatan persatuan dan kesatuan;
- Menara Minyak dengan semburan gas pada puncaknya melambangkan potensi masa lampau yang memberikan kontribusi pendapatan nasional;
- Perisai merupakan alat pelindung untuk mencapai tujuan Negara Republik Indonesia;
- Mandau dan Dayung melambangkan kesiapan masyarakat pembangunan;
- Guci air yang terletak ditengah perisai melambangkan potensi sumber daya manusia Daerah Kota Tarakan;
- Garis ombak berwarna putih melambangkan ketentraman dan kedamaian yang selalu menaungi seluruh warga Daerah Kota Tarakan; dan
- Tulisan yang ada dalam lambang daerah adalah Paguntaka yang berasal dari bahasa Tidung yang berarti Kampung Kita.
Itulah sedikit gambaran tentang Kota Tarakan. Jika ingin berkunjung ke Kota Tarakan, kita bisa melalui jalur laut, udara, ataupun darat walaupun masih harus menyeberang dulu dengan speedboat atau kapal feri. Kalau sudah di Tarakan, jangan lupa wisata kuliner seafood seperti udang, kepiting, kepiting soka, kerang, dan berbagai jenis ikan. Selain itu yang wajib dicicipi juga, makan kapah ditambah sambal jeruk di pinggir Pantai Amal ditemani desiran angin dan deburan ombak. Kalau bertepatan dengan musim buah, bisa mencicipi buah Kalimantan seperti terap, elai, kapul, lapiu, cempedak, dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H