Menari, melayang lalu menghilang
Dari puntung rokok
Para remaja berseragam putih biru
Sedari tadi mereka bercengkerama
Tentang rasa, karsa, atau tentang apa saja
Sesekali tertawa lepas
Sembari menghisap gulungan tembakau
Yang terselip di antara jemari
Entah apa yang mereka harap
Hingga mencicipi puntung demi puntung
Di usia yang masih belia
Yang seharusnya belum mereka sentuh
Wahai remaja yang kelak menjadi penerus bangsa
Bukankah keringat ayahmu itu
Tak seharusnya kau bakar sia-sia
Pada puntung rokok yang disulut api
Dihisap, lalu dibuang setelahnya
Cukai rokok akan semakin mencekikmu
Wahai remaja pemegang tongkat estafet bangsa
Jalanmu masih panjang
Warnai masa remajamu dengan apik
Melakukan yang terbaik
Demi senyum ayah ibumu
Demi masa depan yang gemilang
Tarakan, 5 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H