Mohon tunggu...
Alfarisma Melandika
Alfarisma Melandika Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta kopi, coklat, hujan, dan senja

Terus belajar dan tidak berhenti belajar karena hidup tidak pernah berhenti mengajarkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepuntung Rokok

8 November 2022   13:03 Diperbarui: 8 November 2022   13:13 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sebatang Rokok (car.co.id)

Asap mengepul
Menari, melayang lalu menghilang
Dari puntung rokok
Para remaja berseragam putih biru

Sedari tadi mereka bercengkerama
Tentang rasa, karsa, atau tentang apa saja
Sesekali tertawa lepas
Sembari menghisap gulungan tembakau
Yang terselip di antara jemari

Entah apa yang mereka harap
Hingga mencicipi puntung demi puntung
Di usia yang masih belia
Yang seharusnya belum mereka sentuh

Wahai remaja yang kelak menjadi penerus bangsa
Bukankah keringat ayahmu itu
Tak seharusnya kau bakar sia-sia
Pada puntung rokok yang disulut api
Dihisap, lalu dibuang setelahnya
Cukai rokok akan semakin mencekikmu

Baca juga: Ketika Alam Murka

Wahai remaja pemegang tongkat estafet bangsa
Jalanmu masih panjang
Warnai masa remajamu dengan apik
Melakukan yang terbaik
Demi senyum ayah ibumu
Demi masa depan yang gemilang

Tarakan, 5 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Hujan Pertama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun