Mohon tunggu...
Alfarisma Melandika
Alfarisma Melandika Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta kopi, coklat, hujan, dan senja

Terus belajar dan tidak berhenti belajar karena hidup tidak pernah berhenti mengajarkan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

November Rain

1 November 2022   22:16 Diperbarui: 1 November 2022   22:45 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi November Rain (Sumber: pikiran-rakyat.com)

November Rain, itu yang tertulis di story medsos teman-teman di Tarakan. Awal November, Bumi Paguntaka diguyur hujan seharian setelah beberapa hari sebelumnya cuacanya begitu panas dan ditambah air PDAM tidak mengalir karena keringnya beberapa embung.

Malam di penghujung Oktober, hujan turun dengan derasnya disertai petir yang menggelegar dan angin kencang. Bahkan ada rumah yang atap sengnya terbang ditiup angin. Tak lama setelah hujan turun, tepatnya jam 3 dini hari listrik pun padam.

Dokumen Liana
Dokumen Liana
Biasanya listrik padam hanya sebentar, seletah hujan reda listrik pun menyala. Setelah ditunggu-tunggu ternyata tak kunjung menyala, akhirnya kegiatan rutin menyiapkan sarapan dilakukan dengan cahaya redup, kebetulan senter tinggal sedikit baterainya, akhirnya mengandalkan senter dari HP. Semua aktivitas berjalan seperti biasanya walaupun diguyur hujan dan listrik padam.

Sampai siang pun ternyata listrik masih padam, tentu tidak sedikit yang mengeluh karena beberapa pekerjaannya menjadi terhambat, terutama yang bergantung dengan listrik, kecuali bagi mereka yang memiliki genset. Sampai siang, listrik belum juga menyala. Alhasil banyak ibu rumah tangga yang beralih ke cara konvensional. 

Mereka yang biasanya masak nasi menggunakan rice cooker beralih menggunakan periuk atau dandang dan mencuci tak lagi mengandalkan mesin cuci. Berselancar di dunia maya pun berhenti sejenak. Akhirnya mereka mengisi waktu dengan bersosialisasi dengan orang lain atau melakukan aktivitas lainnya seperti membaca buku. Begitupun anak-anak, banyak yang bermain di luar rumah bersama teman-temannya.

Mungkin November mengingatkan kita agar tidak sepenuhnya bergantung dengan listrik yang energinya terbatas. Tak ada salahnya kita mencuci dengan tangan, selain lebih bersih juga agar badan kita lebih aktif bergerak. Tak ada ruginya kita memasak nasi menggunakan periuk atau dandang, selain lebih sehat juga lebih nikmat. 

November menginginkan kita agar berhenti sejenak dari pesona gawai dan meluangkan lebih banyak waktu untuk melakukan interaksi sosial dengan sesama entah itu keluarga, teman, saudara, ataupun tetangga. Dengan begitu keakraban akan terjalin dengan baik. 

November juga menginginkan kita agar lebih produktif dengan memanfaatkan waktu dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat seperti membaca, berkebun, memasak, atau yang lainnya dan tidak hanya sibuk dengan gawai.

Dan ternyata listrik baru menyala setelah maghrib. Pemadaman listrik yang cukup lama yaitu sekitar 15 jam. Padahal tadi suami sudah merakit lampu untuk persiapan penerangan malam harinya karena prediksi kami bisa jadi sampai esok hari. 

Lampu rakitan baru menyala sebentar eh listrik sudah menyala. Sungguh awal November yang mengesankan. Selamat datang November, semoga apa yang kita harapkan dan doakan bisa terwujud di bulan ini, dan kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun