Bulan Rabiul Awal telah berlalu, bulan di mana kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW atau kelahiran Nabi Muhammad SAW yang tepatnya jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Pada bulan itu, banyak umat Islam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai wujud rasa cintanya kepada Rasulullah SAW dan agar umat Islam senantiasa meneladani dan mengikuti sunnah Beliau. Biasanya Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diadakan di masjid, mushola, sekolah, kantor, dan tempat-tempat lainnya dengan mengadakan pengajian.
Selain berupa pengajian, banyak tradisi di berbagai daerah dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW seperti sekaten di Surakarta dan Yogyakarta. Sedangkan di Tarakan, Maulid Nabi Muhammad SAW selalu dihiasi dengan malai, telur hias, dan ketan. Malai terbuat dari bambu yang dihias menggunakan pita, kertas, atau kain ditambah telur rebus yang dihias bersama malai dan ditambah ketan yang diberi inti kelapa.
Penggunaan telur pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki makna tersirat. Telur melambangkan agama Islam, di mana telur terdiri dari 3 lapisan yaitu kulit telur, putih telur, dan kuning telur yang menggambarkan Iman, Islam, dan Ihsan. Jadi Iman, Islam, dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari diri seorang Muslim.
Sedangkan malai dibuat dari bambu dan diberi hiasan bunga mawar dengan menggunakan pita, kertas, atau kain. Bunga mawar dipakai dengan alasan bunga mawar adalah bunga yang dicintai para sufi yang diilhami dari kisah Nabi Muhammad SAW saat melakukan Isra Mi'raj dan berada di surga serta bambu yang menggambarkan tumbuh tegak dan kokoh. Telur biasanya ditancapkan pada malai yang terbuat dari bambu. Hal ini menggambarkan bahwa Iman, Islam, dan Ihsan haruslah ditegakkan dan disatupadukan.
Malai yang sudah diberi telur hias ini biasanya ditancapkan pada batang pohon pisang. Batang pohon pisang dimaknai sebagai simbol kebermanfaatan karena pohon pisang adalah salah satu tanaman yang seluruh bagiannya dapat kita manfaatkan mulai dari bonggol, batang, daun, jantung, dan buahnya. Sebagaimana Rasulullah SAW yang selalu memberikan manfaat kepada sesama seperti sabda Beliau, Â "Sebaik-baik manusia ialah yang paling banyak memberikan manfaat". Begitulah kita seharusnya meneladani Rasulullah SAW dengan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama.
Adapun ketan yang diberi inti kelapa merupakan simbol ukhuwah yang kuat dan kokoh. Sebagaimana sifat ketan yang akan tetap merekat dan bersatu walaupun dihempaskan. Begitulah kira-kira yang kita upayakan dalam kehidupan bermasyarakat. Kita harus menjaga ukhuwah, persatuan, dan sifat gotong royong antar sesama.
Dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW diharapkan agar umat Islam semakin cinta kepada Rasulullah SAW dan meneladani Beliau dalam kehidupan sehari-hari serta memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H