Mohon tunggu...
Alfarisma Melandika
Alfarisma Melandika Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta kopi, coklat, hujan, dan senja

Terus belajar dan tidak berhenti belajar karena hidup tidak pernah berhenti mengajarkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Surat untuk Suamiku

13 Oktober 2022   12:31 Diperbarui: 13 Oktober 2022   12:33 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wahai suamiku, tahukah engkau?
Sejak engkau mengucapkan ikrar di hadapan Allah
Sejak saat itulah aku menjadi tanggung jawabmu
Engkau mengambil posisi ayahku sebagai pelindung
Menggantikan posisi ibuku sebagai tempat curahan hati
Menjadi sahabat yang selalu setia dalam suka dan duka
Menjadi imam dalam sholatku
Menjadi petunjuk saat aku tersesat
Menjadi penerang saat aku berada dalam kegelapan
Menjadi penenang saat aku gundah
Tempatku bermanja dan berbagi

Tapi istrimu ini bukanlah wanita sempurna
Istrimu tidak semulia Khadijah
Tidak setaqwa Aisyah
Tidak setabah Fatimah
Apalagi secantik Zulaikha
Aku hanyalah seorang wanita yang ingin mengarungi samudera kehidupan bersama seorang nakhoda
Dan engkaulah nakhoda itu
Aku ingin menjadi satu-satunya permaisuri dalam kerajaan hatimu
Menjadi satu-satunya ibu yang melahirkan anak-anakmu
Menjadi satu-satunya pelayan untuk memenuhi kebutuhanmu
Dan satu-satunya penghibur saat kau penat

Jangan pernah kau jemu dengan segala keluh kesah dan tingkah manjaku
Jangan pernah lelah dengan rajukku yang datang tiba-tiba
Dengan amarahku yang tanpa sebab
Karena hanya kepadamulah aku leluasa menumpahkan segala rasa
Dengan derai air mata
Atau tertawa lepas tanpa beban
Bahkan diam tanpa sepatah kata pun
Kau adalah tempat dimana aku bisa menjadi aku yang sebenarnya

Baca juga: Caraku Mencintaimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Rindu dalam Doa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun