Mohon tunggu...
Devit Alfariski
Devit Alfariski Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Darul 'Ulum Jombang

Aktivis Musik Barat dan Supporter band lokal asal Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Hakikat Manusia Menurut Konseling Catur Murti dan Konseling Kognitif Perilaku (Cognitive Behavior Therapy)

2 November 2024   22:48 Diperbarui: 2 November 2024   23:00 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konseling merupakan proses penting dalam membantu individu mengatasi permasalahan hidup, memahami diri, dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Setiap pendekatan konseling memiliki pandangan yang berbeda tentang hakikat manusia dan bagaimana cara membantu individu berkembang. 

Dalam hal ini Hakikat manusia adalah konsep yang kompleks dan mencakup berbagai aspek, baik dari sudut pandang filsafat, agama, psikologi, maupun ilmu sosial. 

Freud memandang manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh dorongan bawah sadar, terutama dorongan seksual dan agresif (insting dasar: id). Menurut Freud, banyak perilaku manusia dikendalikan oleh konflik antara id (dorongan naluriah), ego (realitas), dan superego (moral). Beberapa pandangan mengenai hakikat manusia antara lain:

  • Makhluk Berpikir (Homo Sapiens): Manusia memiliki kemampuan berpikir, menganalisis, dan menggunakan akal budi. Kemampuan ini membedakan manusia dari makhluk lainnya.

  • Makhluk Sosial (Homo Socius): Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang membutuhkan interaksi sosial dan hidup berkelompok. Kehidupan sosial ini membantu manusia berkembang, belajar, dan bertahan hidup.

  • Makhluk Berbudaya: Manusia menciptakan, mewariskan, dan mengembangkan budaya melalui bahasa, tradisi, teknologi, seni, dan nilai-nilai.

  • Makhluk Berkesadaran dan Moral: Manusia memiliki kesadaran tentang dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya, serta kemampuan untuk membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah.

  • Makhluk Spiritual: Dalam banyak tradisi agama, manusia diyakini memiliki aspek spiritual atau jiwa yang menghubungkannya dengan entitas yang lebih tinggi, seperti Tuhan atau alam semesta.

Keseluruhan pandangan ini menunjukkan bahwa hakikat manusia tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga mencakup aspek intelektual, sosial, moral, dan spiritual. Maslow memandang manusia sebagai makhluk yang didorong oleh kebutuhan-kebutuhan bertingkat, yang dikenal sebagai hierarki kebutuhan. 

Di puncak kebutuhan tersebut adalah aktualisasi diri, yaitu pencapaian potensi penuh sebagai manusia.Dua pendekatan yang akan dibandingkan dalam makalah ini adalah Konseling Catur Murti, yang berasal dari nilai-nilai holistik, dan Konseling Kognitif Perilaku (Cognitive Behavioral Therapy/CBT), yang berakar pada teori psikologi Barat. Kedua pendekatan ini memiliki pemahaman yang berbeda tentang manusia, yang akan dijelaskan secara lebih mendalam dalam artikel ini.

Hakikat Manusia menurut Konseling Kognitif Perilaku

Konseling Kognitif Perilaku (CBT) adalah pendekatan psikoterapi yang berfokus pada perubahan pola pikir dan perilaku yang tidak adaptif. Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa pikiran, perasaan, dan perilaku saling terkait, dan bahwa gangguan emosional atau perilaku sering disebabkan oleh keyakinan atau pemikiran yang tidak rasional. 

Dalam pandangan CBT, manusia dipandang sebagai makhluk yang dapat mempengaruhi perilaku dan emosi melalui pola pikirnya. Oleh karena itu, fokus terapi adalah mengidentifikasi dan mengubah pikiran yang tidak realistis atau negatif (biasanya disebut distorsi kognitif) dan menggantinya dengan pikiran yang lebih rasional dan adaptif. 

Konseling cognitive behavior memandang manusia sebagai individu yang merasakan dan melakukan sesuatu sebagaimana yang dipikirkan Proposisi fundamental dari Konseling kognitif perilaku meliputi:(a) Aktivitas kognitif yang mempengaruhi perilaku dan memungkinkan untuk diawasi dan diubah, (b) Pengubahan perilaku dapat dicapai melalui pengubahan kognitif. (Dobson & Dobson, 2018).

  • Manusia adalah makhluk rasional:
  • Manusia memiliki kemampuan untuk berpikir logis dan rasional, tetapi kadang-kadang berpikir dengan cara yang tidak realistis atau keliru.

  • Pikiran mempengaruhi perilaku
  • Emosi dan perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh cara dia berpikir. Pikiran yang tidak rasional dapat menyebabkan perilaku yang maladaptif.

  • Manusia dapat berubah
  • Dengan intervensi yang tepat, manusia dapat mengubah pola pikir dan perilaku mereka untuk mengatasi masalah emosional dan psikologis.

Dalam CBT, fokus terapi adalah mengubah pola pikir negatif atau tidak rasional sehingga individu dapat menghadapi situasi hidup dengan cara yang lebih sehat dan realistis. Tidak ada penekanan khusus pada aspek spiritual atau emosional secara mendalam, karena fokusnya lebih pada aspek kognitif dan perilaku. 

Struktur kepribadian dalam konseling Cognitive Behavior terdiri dari cognitive, emotions, behavior. Reaksi emosional dan perilaku individu dipengaruhi kuat oleh automatic thought (pikiran otomatis) pada dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun