Mohon tunggu...
Alfa Riezie
Alfa Riezie Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengarang yang suka ihi uhu

Muhammad Alfariezie, nama yang memiliki arti sebagai Kesatria Paling Mulia. Semua itu sudah ada yang mengatur. Siapakah dan di manakah sesuatu itu? Di dalam perasaan dan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menimbulkan Suasana Sore Nan Meriah pada Suatu Taman

13 Januari 2021   12:42 Diperbarui: 13 Januari 2021   12:46 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
By Muhammad Alfariezie

Hujan pada pagi membuat suhu begitu dingin dan membuat pikiran yang antah berantah kian kacau. Seperti derap langkah serdadu-serdadu perang yang ingin melewati perbatasan, begitulah suara-suara yang terngiang.

Tidur lagi? Tidak mungkin. Itu sama saja mengundang penyakit maka aku bergegas mengambil sepatu olahraga untuk memutari lapangan sepak bola yang terletak tak jauh dari rumah.

"Barangkali, setelah tubuh berkeringat karena gerakan-gerakan maka akan menimbulkan suasana santai sebagaimana orang-orang yang duduk pada sore di suatu taman sembari memandang hijaunya tanaman."

Sayang, pikiran kacau belum juga sirna. Padahal, aku sudah berlari sebanyak tiga lapangan sepak bola dan tubuh ini penuh peluh.

"Seperti genangan air yang coklat. Tak elok dipandang dan kucing pun enggan meminum airnya. Menurutku, seperti itulah orang yang pikirannya sedang kacau. Memandang wajahnya saja malas. Bisa-bisa mengajak bertengkar jika menyuruhnya."

Bergegas aku mandi. Salah satu cara meredakan pikiran yang kacau adalah mandi, kata kebanyakan orang termasuk orang tuaku. Biar biur dan buss. Setelah kusiram tubuh dengan air dan memberikan sabun serta shampo, sungguh sejuk. Selain itu,  rasa dingin bagai di tengah salju tidak terasa karena tadi aku berolahraga. Yang ada hanya kenikmatan.

"Tubuh yang sehat setelah berolahraga tak hanya mampu membuat badan dan pikiran lebih segar dan hijau. Tapi, membuat suasana santai lebih nyaman dan tenang. Alangkah indah memandang dan mendengar ritmis gerimis sembari mereguk kopi yang panas dan nikmat."

2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun