Ibu rumah tangga rempong seperti saya memang paling aman bekerja dari rumah saja, salah satunya dengan jualan online. Rebahan manja sembari mengurus anak-anak di rumah tapi menghasilkan uang itu nikmat tiada tara, ya, walaupun uang yang didapat masih recehan.Â
Tidak bisa dipungkiri, sih, walau emak-emak berdaster, upgrade diri mengenai ilmu bisnis harus tetap jalan. Karena zaman terus bergulir, kecanggihan tekhnologi dan kemajuan hidup sosial selalu berubah sesuai dinamikanya.Â
Saya tidak mau kalah, dong dengan anak-anak muda yang mempunyai gairah bisnis tinggi, hal inilah yang menjadi alasan saya mencari seorang mentor bisnis.Â
Berkenalan dengan Sebuah Landing Page
Berkah dari belajar dan berjumpa mentor bisnis, saya jadi mengenal istilah landing page sebagai sebuah traffic yang akan meramaikan bisnis kita di sosial media hingga berujung closingan. Â
Landing page ini bermanfaat sekali bagi saya yang kurang main keluar rumah. Cukup cantumkan link di sosial media, pengunjung akan mudah melihat dan mengetahui segala informasi tentang saya dan produk yang saya jual.Â
Bagi saya yang super rempong dengan empat anak usia 1, 3, 6, dan 8 tahun, bisnis pemula yang belum memiliki omzet tetap, memilih landing page ringkas dan mudah tentu saja menjadi suatu pilihan yang tepat.Â
Misalnya Tribellio Page milik Denny Santoso, dalam satu kali klik link Tribellio page ini pengunjung bisa mengakses semua informasi tentang saya juga produk yang saya jual, bahkan pengunjung visa langsung memesan produk serta membayarnya saat itu juga.Â
Kendala Pebisnis Online
Salah satu kendala yang saya alami dalam bisnis online sebelum mengenal landing page adalah, saya harus standby saat ada calon customer yang ingin mengetahui lebih jauh produk saya.Â
Saya harus membalas pesan WhatsApp mereka satu persatu, menjelaskan panjang lebar tentang produk saya serta manfaatnya, keunggulan produk saya dan bagaimana cara calon customer ini mendapatkannya.Â
Hal ini saya lakukan sebelum saya belajar mengenai landing page. Semua saya lakukan secara konvensional. Menghabiskan waktu yang tidak sebentar dan melelahkan.Â
Belum lagi jika si calon customer bertanya panjang lebar kemudian tidak jadi membeli karena kendala tidak bisa ke ATM untuk transfer. Biasanya saya harus bersabar menunggu dengan penuh harap, dan pada akhirnya calon customer tetap lari dengan alasan tidak bisa transfer saat itu juga.Â
Terbantu Oleh Instan Payment
Kebingungan saya semakin menjadi saat mulai berharap closing namun kenyataannya customer menghilang, saya seakan di ghosting. Untungnya landing page yang saya pakai saat ini memiliki fitur instan payment.Â
Cara kerjanya mudah sekali. Saya sematkan link landing page pada sosial media, kemudian pengunjung page saya akan membaca dan mendapatkan informasi yang lengkap dan detail mengenai saya dan produk yang saya jual.Â
Jika pengunjung ini tertarik untuk membeli produk saya, mereka akan dengan mudah mendapatkannya tanpa harus menanyai saya via WhatsApp.Â
Pengunjung bisa langsung order saat itu juga dan membayar dengan instan payment. Mereka tidak perlu khawatir karena instant payment ini sudah bekerja sama dengan bank nasional, e-wallet dan sejenisnya. Customer saya bisa memilih metode pembayaran yang tersedia lalu memilih ekspedisi yang sesuai keinginan. Â
Pada dasarnya fitur ini menawarkan produk digital, namun di negara kita kebanyak customer melakukan transaksi untuk produk nyata, karena itulah landing page ini bekerja sama dengan beberapa ekspedisi yang ada.Â
Saya merasa sangat terbantu. Selain mudah, instan payment ini juga tidak menghabiskan banyak waktu dan tenaga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H