Di malam yang dingin, tepatnya di kota Malang, saya mendapat pesan singkat via whatsapp. Secara singkat isi dari pesan tersebut jika di terjemahkan dalam bahasa Indonesia, "apa kamu mau menulis untuk majalah Nasyath edisi Dzulhijjah?" lantas saya jawab "iya, mau. Apa temanya?" dan langsung dijawab lagi "dampak tontonan reality show Karma bagi kita (umat Muslim)". Sontak saya langsung mencoba melihat acara tersebut via Youtube di Smartphone. Demi mendapat sebuah penilaian yang ilmiah dan meminimalisir asumsi.
Dunia kini telah memasuki era milenial dan digital. Disadari atau tidak, media elektronik telah meng'ekspansi' kehidupan kita. Pernah terdengar di telinga saya tentang analogy antara media elektronik dan pisau, keduanya memiliki sisi positif dan negatif, tergantung siapa dan untuk apa pisau itu digunakan. Namun, jika kita Tarik sebuah kesimpulan mendasar mengenai apa tujuan dari media elektronik adalah sebagai sarana hiburan dan penyalur informasi, tentunya yang bermanfaat.
Mari kita fokuskan objek pembahasan kita pada reality show "Karma" yang dibintangi oleh Roy Kiyoshi. Pada acara tersebut ada terdapat 30an simpatisan yang akan diramal nasib serta masa lalunya oleh Roy Kiyoshi.Â
Dari mana mereka mendapat simpatisan sebanyak itu tiap episodenya? Wallahu a'lam. Sekali lagi, kami berusaha meminimalisir asumsi pada artikel ini. Beberapa simpatisan yang 'beruntung' akan dipilih oleh Roy Kiyoshi untuk maju ke atas panggung. Singkat cerita, di atas panggung dia akan 'diramal' masa lalu bahkan masa depan nya oleh Roy Kiyoshi.
Tanpa perlu membahas kedok apa yang (mungkin) dilakukan di balik layar reality show tersebut, kami cukup memberi sedikit pencerahan pada para pembaca mengenai apa sih dampaknya bagi keislaman dan keimanan kita? Apakah 'ramalan-ramalan' yang keluar dari mulut roy kiyoshi boleh kita percayai kebenarannya? Jika tidak, apa alasannya?.
Dulu, saat saya masih duduk di bangku SD, saya sering mendengarkan lagu dari Dhea Ananda. Salah satu lagunya ada yang membahas tentang rukun iman.Â
Dari ke-enam rukun Iman tersebut saya secara mendara bisa langsung memahaminya, kecuali satu yaitu rukun Iman yang terakhir, mengenai percaya pada qodho' dan qodar.Â
Setelah saya pelajari lebih lanjut, ternyata maksud dari rukun iman ke enam itu ialah, percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi ataupun belum terjadi itu sudah ditetapkan oleh Allah, sehingga di sisi lain menunjukkan bahwa hanya Allah yang tahu mengenai takdir dan ketetapan setiap sesuatu yang ada ini. maka kita wajib mempercayai hal tersebut.
Acara karma dapat menggoyahkan kekuatan Iman kita, kenapa demikian? Karena disitu kita digiring untuk percaya bahwa ada sosok manusia yang bisa tahu takdir dan ketetapan orang. Di sisi lain acara tersebut menggiring kita pada kesyirikan, seolah-olah Roy Kiyoshi itu memiliki kemampuan seperti Tuhan. Na'udzubillah.
"Sekarang ini acara TV macem-macem, bahkan ada yang meramal-ramal nasib orang dengan gambar-gambar dan angka-angka, ini bisa membahayakan iman kita" tutur Habib Taufiq Assegaf dalam satu kesempatan khotmul Qur'an nya.
Ramalan sendiri adalah perilaku orang Jahiliyah. Dahulu, setiap orang gemar sekali mengadu nasib atau keberuntungan kepada para peramal atau disebut dengan Kuhhan. Bahkan ramalan-ramalan era jahiliyah yang identic dengan keterbelakangan dan kebodohan dulu lebih keren dibanding sekarang, jadi anda jangan mudah terkagum-kagum pada Roy Kiyoshi, karena dia tak jauh beda dengan orang Jahiliyah.Â