Mohon tunggu...
Alfarabi Maulana
Alfarabi Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Asal Cirebon, tapi daerah Sunda. Nulis sana-sini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Hubungan Beracun Dua Arah dalam Pendidikan

22 November 2020   20:30 Diperbarui: 24 November 2020   08:17 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejadian yang ingin saya sebutkan adalah ketika salah satu atau sebagian orang mengemban seluruh tugas kelompok, sedangkan sebagian lain tidak peduli. 

Tentu saja ini bukanlah sebuah kesalahan jika mereka saling rela, hal ini tidak jauh dari bisnis. Tapi menurut pendidikan ada hal yang merugikan bagi kedua belah pihak.

Pihak yang mengandalkan tidak mencapai salah satu kompetensi atau tujuan pendidikan, yaitu untuk menanamkan sikap disiplin dan gotong royong (dan mungkin beberapa aspek kompetensi lain). Sedangkan yang diandalkan tidak mencapai kompetensi untuk bersikap kritis dan komunikatif. 

Mereka hanya akan mendapatkan rasa aman karena tugas yang diberikan kepada mereka telah selesai. Hal ini malah sangat melenceng dari tujuan utama belajar. 

"Sekolah untuk mencari nilai" sebuah konsep yang sangat melenceng

Mendapatkan nilai yang bagus merupakan salah satu hal yang baik. Akan tetapi jika penilaian menjadi acuan untuk belajar, maka Anda harus sadar bahwa penilaian seseorang itu berbeda-beda. Tidak terkecuali guru/dosen.

Dalam mengerjakan tugas kelompok, hal yang utama dan harus ada dari awal sampai akhir adalah komunikasi. Hal ini dikarenakan metode belajar kelompok merupakan salah satu model pembelajaran sosial di mana peserta didik diharapkan mampu menggali ilmu bidang tertentu sambil belajar bagaimana menyampaikan, mengonstruksi, dan menerapkan ilmu tersebut di dalam masyarakat.

Jika kejadian mengandalkan dan diandalkan terus berlangsung, maka tidak salah lagi mereka akan menjadi korban hubungan beracun yang merugikan waktu, tenaga, dan materi masing-masingnya dalam jalan pendidikan formal mereka.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut setidaknya ada dua pilihan, yaitu memperbaiki komunikasi atau membubarkan kelompok belajar. 

Memang menyakitkan, tetapi keputusan itu masuk akal jika kita melihat bahwa tidak ada hal yang baik yang bisa kita dapat dari hubungan yang fana seperti itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun