Pemendekan adalah proses penanggalan bagian-bagian leksem (kata) atau gabungan leksem sehingga menjadi sebuah bentuk yang pendek/singkat (Chaer, 2012:191).Â
Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa menggunakan istilah singkatan untuk menyebut salah satu proses morfologis ini. Namun dalam kajian bahasa, singkatan adalah bagian dari proses pemendekan.
Baca juga : Fenomena Penggunaan Bahasa Pergaulan di Indonesia
Dengan kata lain, Â jika istilah singkatan adalah bagian dari pemendekan, maka logis jika dikatakan bahwa ada bagian lain yang menjadi salah satu proses pemendekan. Jenis pemendekan yang lain ada penggalan dan akronim.Â
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas, silakan simak penjelasan berikut.
1. Singkatan
Singkatan adalah pemendekan yang mengambil bagian huruf dari sebuah atau gabungan leksem untuk dikekalkan. Pengekalan tersebut bisa dibuat dengan cara mengambil huruf awal setiap leksem, memilih beberapa huruf (biasanya huruf konsonan) dari sebuah leksem, kombinasi dengan angka, pengekalan dua sampai empat huruf pertama tanpa menghasilkan suku kata yang nyaman diucapkan, dan mengambil huruf pertama dan huruf terakhir sebuah leksem.
Contoh untuk pembuatan singkatan secara berturut-turut (sesuai dengan deskripsi di atas) adalah DPR, bhs., LP2M, Okt., dan Ir..
Baca juga : Pilihanku dalam Menulis Singkatan pada Suatu Artikel
2. Penggalan
Penggalan adalah pemendekan yang dilakukan dengan cara memotong sebuah leksem hingga tersisa satu atau dua silabel (suku kata) yang seluruhnya dapat diucapkan dengan nyaman secara fonetik. Proses ini dapat kita sebut sebagai proses pemenggalan kata, karena sebagian leksem dihilangkan untuk mendapatkan bentuk yang lebih pendek dari bentuk lengkapnya.
Contoh dari penggalan adalah perpus dari perpustakaan, dok dari dokter, pak dari bapak, dan bro dari brother.
3. Akronim
Akronim adalah pemendekan yang dilakukan dengan cara mengambil beberapa huruf, silabel, atau gabungan kata dan silabel yang saat digabungkan dapat diucapkan menyerupai sebuah kata atau membentuk kata baru, namun dengan makna yang masih sama dengan asal kata lengkapnya. Akronim bisa menjadi salah satu teknik penghasil kata baru dengan mudah.
Contoh dari akronimisasi adalah ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), kades (kepala desa), permen (peraturan pemerintah), dan hansa (hanya suka). Oh iya, hansa belum masuk ke dalam KBBI yak. Masih dalam proses pengajuan, hehe.
Baca juga : Problematika Singkatan Kata dan Akronim dalam penulisan kata bahasa Indonesia
Demikian tiga jenis pemendekan yang bisa digunakan secara produktif dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat menggunakannya dalam segala bentuk kegiatan berbahasa baik dalam ragam tulis maupun ragam lisan.Â