Seorang nenek berusia 73 tahun ikut konvoi menuju Balai Kota DKI Jakarta bersama puluhan ribu suporter Persija yang sebagian besar muda, Ahad 18 Februari 2018 sore. Hajah Rahmah biasa ia dipanggil. Rahmah sengaja berangkat dari rumahnya di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat untuk merayakan kemenangan Persija dalam laga Final Piala Presiden 2018.
Sepanjang konvoi Rahmah duduk di atas kursi roda yang didorong anaknya, Silvi, 48 tahun. Nenek dengan 10 orang anak itu mengalami pengapuran sendi lutut sehingga tidak bisa berjalan. Namun teriakan dan yel-yel dari para the Jakmania, panggilan suporter Persija, membuatnya selalu tersenyum sumringah.
Sekilas tampilan Rahmah seperti ibu-ibu pada umumnya. Ia mengenakan abaya hitam dengan kerudung berwarna cokelat. Namun yang membuat unik, Rahmah mengalungkan syal bertuliskan "Persija Jakarta" di lehernya. Selama konvoi ia tidak henti-hentinya memberikan "salam jempol telunjuk" khas Jakmania kepada suporter Persija yang lain.
Menyaksikan Persija bertanding di stadion biasa bagi Rahmah. Ia bahkan sudah menyaksikan Persija berlaga ketika Gelora Bung Karno belum selesai dibangun di era Orde Lama.
"Dahulu waktu mainnya di Ikada (sekarang Lapangan Banteng) saya sering nonton Persija," kata Rahmah saat ditemui penulis ketika rombongan the Jak mania tiba di Balai Kota DKI Jakarta pukul 16.00.
Rahmah mengaku sudah menjadi suporter Persija sejak tahun 60-an, yakni saat ia masih gadis. Ia mengatakan sebelum menikah dan punya anak, dirinya sudah keranjingan sepak bola.
Masih membekas di benak Rahmah pertandingan antara Persija dengan klub Uni Soviet, Zenit Leningrad pada 31 Desember 1959. Saat itu ia masih bau kencur, umurnya baru 15 tahun.
Persija memang sempat mengundang Zenit ke Jakarta untuk berlatih tanding 59 tahun silam. Namun sayang, klub dengan julukan Macan Kemayoran tersebut harus menerima kehebatan Zenit dan kalah 3--1 di kandang sendiri.
"Saya ingat stiker Persija zaman dulu, Abdul Kadir. Kalau sekarang Bepe (Bambang Pamungkas)," kata Rahmah sambil terkekeh.
Abdul Kadir yang terkenal dengan juluk Si Kancil adalah salah seorang pemain Timnas Indonesia di akhir 60-an. Ia pernah membawa Indonesia menjuarai Piala Raja 1968, Merdeka Games 1969 dan Pesta Sukan Singapura 1972.
Rahmah mengatakan, suaminya yang telah wafat beberapa tahun lalu juga gila bola. Anak-anaknya yang berjumlah 10 orang juga mendukung aktivitas Rahmah yang di luar kebiasaan ibu-ibu pada umumnya.