seberapa sering kita membuka internet 1 jam, 2 jam bahkan 7 jam?, sudah dapat dipastikan hal yang kita tonton merupakan hal yang menyenangkan untuk dilihat mulai dari hal sederhana seperti lelucon receh hingga sampai ke pembahasan seperti bagian filem yang menarik. dan sudahkah kita berhenti sejenak dan lihat hal apa yang ditonton oleh adik/anak/saudara kita hal aneh apa yang mereka tonton !Â
 banyak dari kita cenderung melupakan sifat dasar anak adalah sebagai peniru ulung. kita kurang lebih pernah mendengar "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" ,banyak yang beranggapan jika itu merupakan peribahasa yang menyinggung faktor genetik dan fisik, dan disini saya akan bertanya kepada orang yang berpikiran hanya sebatas itu dengan  are you kidding me?  mungkin pernyataan itu benar akan tetapi pernahkah kita menyadari perilaku anak yang menyerupai hal yang kita lakukan sehari hari dari mulai ucapan dan sejenisnya.
 banyak penelitian yang membuktikan hal ini perilaku anak ditunjukkan secara bertahap dimulai dari melihat perilaku sehari hari orang tua. entah kita sadar atau tidak banyak tontonan yang seharusnya hanya bersifat tontonan bagi kita selaku orang dewasa malah menjadi sebuah tuntunan atau contoh perilaku  pada anak. seperti kebiasaan seperti cara berbicara merupakan hal yang paling mudah kita amati apakah hal yang diteliti itu real atau hanya omdo peneliti.
mari kita ambil dari lingkup sekolah peserta didik di tingkatan sd banyak yang sudah mengetahui apa itu pacaran bahkan sudah memiliki pacar. jika anda tidak percaya coba anda dan beranggapan ini hanya sebatas gurauan anak maka anda harus berkaca dan tanya pada diri sendiri  apakah normal atau tidak. banyak perilaku perilaku kenakalan peserta didik yang didasari oleh tontonan peserta didik seperti perkelahian pelajar jika kita lihat banyak tontonan di televisi yang secara gamblang menunjukan adegan aksi hanya dengan maksud "wahhh harus ada ini biar banyak yang melihat". dan tentu hal ini berdampak buruk pada pola pikir peserta didik dan mengakibatkan peserta didik dan lambat laun tontonan akan menjadi tuntunan.  itu baru di televisi jika kita buka pltfom media lain seperti TIk...., you ..., dan lain-lain mudah kita mencari baik itu hal porno, kekerasan, preilaku berbelanja yang gak masuk akal. tentu saja jika pihak pelatfom media bisa ditanya mengapa mereka menayangkan hal itu jawabannya
"lah kan kami jelas menayangkan untuk kalangan dewasa"
dan dari sini siapa yang salah orang tua yang tidak mengawasi perkembangan peserta didik atau pelatfom media? jika sudah seperti itu sudah seharusnya orang tua mengawasi tontonan yang dilihat peserta didik secara wajar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H