Mohon tunggu...
alfan setiawan
alfan setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Jika ingin dilakukan lakukan tanpa penyesalan

Hidup tanpa hambatan Jujur apa yang disenangi walau malu maluin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketertingalan EQ di Pendidikan

13 Mei 2022   21:28 Diperbarui: 13 Mei 2022   22:50 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pelaku kenakalan pelajar banyak yang diawali dengan perilaku coba-coba sehingga lambat laun peserta didik merasa bahwa hal yang dilakukan merupakan hal yang lazim di lingkungan sekitar sehingga lambat laun menjadi suatu kebiasaan. Jika kita dicari “google serch engine”dengan kata kasus kenakalan anak/pelajar maka akan kita temukan puluhan kasus yang terjadi dalam sehari yang terjadi di seluruh Indonesia yang menunjukkan pada penurunan pendidikan karakter peserta didik yang sudah sangat mengkhawatirkan. 

kita ambil beberapa contoh kasus kenakalan pelajar yang terjadi 

  1. Satreskrim Polres Jepara kembali berhasil mengungkap kasus pencabulan anak di bawah umur. MA (15) seorang pelajar di Kabupaten Jepara menjadi korban pencabulan yang dilakukan oleh delapan remaja (Tribun Jateng: 6/4/2022)
  2. Jenazah Muhammad Zaki (13), pelajar kelas dua MTS di Jepara, Jawa Tengah, dibawa pulang ke rumah duka di Desa Bandengan usai diautopsi RSUD Kartini, Jepara. Korban tewas setelah dianiaya teman sekelasnya berinisial EYB. Penganiayaan terjadi saat pelajaran akan dimulai.(I newsTV 24/9/2019 - 17:04:00 WIB)

 padahal banyak dari kita yang menginginkan keluarga kita belajar dengan nyaman dan aman. pendidikan merupakan salah satu sarana dipama anak mendapatkan ilmu yang akan dapat digunakan dalam kehidupan. faktanya ilmu yang didapat dalam sekolah hanya menyangkut masalahh ilmu teori, matematik dan cerita.

whay and where pendidikan moral, karakter dan sejenisnya?, kalau banyak yang bilang pendidikan karakter hanya sampingan maka kita lihat apakah koruptor punya moral? apakah penipu infestasi punya hati?. dapat dipastikan dengan 100% bahwa mereka orang cerdas dengan keunggulan yang luar biasa banyak orang berpendidikan dan negara tertipu hingga ratusan milyar- trilyunan 

bahkan beberapa ahli memberikan beberapa pendapat tentang pendidikan karakter

  1. Thomas Lickona mengemukakan proses internalisasi karakter melalui 3tahapan yaitu : Pertama anak didik memiliki pengetahuan tentang kebaikan (moral knowing). Kedua Dari pengetahuan tentang kebaikan itu selanjutnya timbul komitmen (niat)a nak didik terhadap kebaikan (moral feeling) dan Ketiga anak didik memiliki komitmen tentang kebaikan, mereka akhirnya bener-benar melakukan kebaikan (moral behavior)( Lickona 1991:52).
  2. bahkan dalam pendidikan karakter dijelaskan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dalam pasal 3 menyebutkan bahwa : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potansi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri yang demokratis serta bertanggung jawab”.

dalam hal ini pendidikan buakan hanya soal nilai karena banyak cara mencurangi nilai yang sudah bukan rahasia lgi jenis kecurangan apa yang dimaksut bahkan mungkin kita adalah pelaku kecurangan nilai. dan mungkin hanya saya atau kita semua berharap kedepannya pendidikan indonesia lebih condong ke pendidiakn karakteryang sesuai dengan haapan para pendiri bangsa yang sudah berjuang mengorbankan nyawa dan harta demi kebebasan indonesia dari penjaja, kebebasan anak untuk belajar bukan kebebasan untuk melakukan kesewenag-wenaggan. pendidikan karakter bukan masalah tugas siapa dan dinas bagian apa tetapi tugas anda, saya, kita mereka yang merasa memiliki keluarga yang percaya kata "bineka tungal ika(berbeda tetapi tetap satu)".

artikel ditunjukan bukan untuk menekan pihak manapun tetapi lebih kepada keluhan hati penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun