Masalah lainnya adalah terkait entitas lemah dan hierarki entitas. Sebanyak 88% mahasiswa gagal mengenali bahwa Award merupakan entitas lemah yang bergantung pada entitas Organization. Kesalahan ini berakibat pada pemodelan yang tidak akurat di mana entitas Award dianggap sebagai entitas kuat yang berdiri sendiri. Penelitian ini juga menemukan bahwa 86% mahasiswa tidak dapat memodelkan hierarki entitas dengan benar.Â
Hanya 14% yang berhasil menerapkan hierarki Award dan menghubungkannya dengan entitas yang tepat. Angka-angka ini memperkuat argumen bahwa desainer pemula sering kesulitan dalam memahami konsep abstrak, terutama ketika elemen-elemen tersebut tidak secara eksplisit dijelaskan dalam teks masalah.
Dari temuan ini, Rashkovits dan Lavy mengusulkan agar pengajaran pemodelan data tidak hanya fokus pada pengenalan konsep-konsep dasar, tetapi juga lebih banyak latihan yang melibatkan elemen-elemen kompleks seperti relasi ternary, hierarki, dan entitas lemah. Para mahasiswa perlu diekspos pada kasus-kasus nyata yang menuntut mereka untuk berpikir secara abstrak dan merefleksikan solusi mereka sendiri serta solusi rekan mereka.
 Inisiatif ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman mahasiswa pada tingkat yang lebih tinggi dalam taksonomi SOLO, yaitu tingkat relational atau bahkan extended abstract, di mana mereka dapat memadukan elemen-elemen desain secara koheren dan mengaplikasikan konsep-konsep tersebut pada berbagai konteks baru.
**
Secara keseluruhan, temuan Rashkovits dan Lavy memberikan wawasan penting terkait kesulitan desainer pemula dalam memodelkan data menggunakan ERD. Meskipun para mahasiswa mampu mengidentifikasi elemen-elemen dasar seperti entitas dan atribut, kesulitan besar muncul saat mereka dihadapkan pada konsep-konsep yang lebih kompleks seperti relasi ternary, entitas lemah, dan hierarki.Â
Kegagalan ini sebagian besar disebabkan oleh kurangnya kemampuan berpikir abstrak dan pemahaman multistruktural, yang sangat penting dalam proses pemodelan data. Dengan hanya 17% mahasiswa yang berhasil memodelkan relasi reflektif dan 80% yang gagal memahami relasi ternary, jelas bahwa diperlukan pendekatan pengajaran yang lebih baik untuk membantu mahasiswa mencapai pemahaman yang lebih mendalam.
Implikasi dari penelitian ini sangat jelas bagi dunia pendidikan sistem informasi. Instruktur harus memberikan lebih banyak latihan yang menuntut mahasiswa untuk menangani konsep-konsep kompleks secara langsung, bukan hanya dalam bentuk teori, tetapi juga melalui contoh-contoh konkret dan refleksi solusi. Diskusi kelompok dan evaluasi desain rekan dapat menjadi cara efektif untuk mendorong pemahaman yang lebih mendalam.Â
Dengan pendekatan yang lebih intensif dan praktis, desainer pemula akan lebih siap menghadapi tantangan dalam pemodelan data yang lebih canggih dan pada akhirnya mampu merancang sistem informasi yang lebih andal dan efisien.
Referensi
Rashkovits, R., & Lavy, I. (2021). Mapping common errors in entity relationship diagram design of novice designers. International Journal of Database Management Systems, 13(1), 1-19. https://doi.org/10.5121/ijdms.2021.13101
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H