Mohon tunggu...
Alfandy Ahmad Eyato
Alfandy Ahmad Eyato Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Hallo, saya fandy pemuda dari timur Indonesia. Bagi saya membaca itu adalah bentuk lain dari traveling dan menulis adalah bentuk lain dari meditasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pulang ke Hati

16 Februari 2023   00:12 Diperbarui: 16 Februari 2023   00:13 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perempuan (sumber:canva.com)

Hari ini, setelah sekian lama, aku akhirnya kembali ke rumahku. Sebuah rumah yang dulu aku tinggali bersama orangtuaku, rumah yang sekarang telah kosong tanpa mereka.

Kembali ke rumah ini, rasanya seperti pulang ke hati. Segala sesuatunya terasa akrab dan menyentuh hatiku. Aku teringat saat-saat indah bersama keluarga di rumah ini, saat-saat ketika semua keluarga berkumpul, saat-saat ketika ibu memasakkan makanan favoritku, atau ketika ayah membacakan cerita sebelum tidur.

Namun, kali ini aku pulang ke rumah yang berbeda. Tanpa suara-suara riuh orangtua yang menyambut, aku merasa sepi. Aku menghela nafas panjang dan merenung sejenak. Aku tahu, orangtua telah pergi meninggalkan dunia ini, tapi kenapa rasanya seperti baru saja terjadi kemarin?

Aku melangkah ke kamar dan membuka lemari pakaian. Tiba-tiba, aku menemukan sesuatu yang selalu diingatkan oleh ibu saat masih hidup. Sebuah surat dengan tulisan tangannya yang indah, bertuliskan:

"Sayangku, aku tahu bahwa suatu saat nanti kita pasti akan berpisah. Tapi, aku yakin bahwa cintaku padamu akan tetap abadi, dan aku akan selalu berada di hatimu. Karena, cinta itu tak pernah mati, selalu hidup dalam hati orang yang mencintai. Ingatlah itu, nak. Aku mencintaimu."

Aku menangis membaca surat tersebut. Hati ini terasa hangat, seperti diisi oleh cinta dari ibu yang masih melekat erat dalam hatiku. Aku menyadari, meskipun mereka telah pergi, tapi cinta mereka masih hidup dalam hatiku. Dan kini, aku pulang ke hatiku, rumah yang penuh dengan cinta dari orangtua yang mencintaiku.

Aku mengambil sebuah foto keluarga dan memeluknya erat-erat. Aku berbicara dalam hati, "Terima kasih, Ibu dan Ayah. Aku tahu, kalian selalu ada di hatiku, dan kalian selalu mencintaiku. Aku akan selalu ingat itu."

Dengan langkah ringan, aku melangkah keluar rumah. Aku berjalan-jalan di sekitar rumah, menikmati suasana taman yang dulunya dirawat oleh ayah. Aku merasakan semilir angin yang mengalun lembut dan mencium aroma bunga yang sedap. Semuanya terasa begitu damai dan indah.

Saat itu, aku mengingat kata-kata ibuku, "Cinta itu tak pernah mati, selalu hidup dalam hati orang yang mencintai". Ya, cinta dari orangtua tak akan pernah pudar meski mereka sudah tak ada bersama kita. Cinta itu selalu hidup dalam hati kita, dan kini aku merasa kehadiran mereka kembali melalui rumah ini.

Sambil duduk di kursi taman, aku memandang ke arah langit. Aku merasa beruntung karena masih bisa merasakan cinta orangtua yang telah pergi. Aku memutuskan untuk menjaga rumah ini dengan baik, dan menjaga kenangan tentang orangtua yang ada di sini. Aku ingin agar rumah ini selalu penuh dengan cinta dan kebahagiaan, seperti dulu ketika mereka masih hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun