Tubuh manusia terdiri dari organ-organ yang masing-masing memiliki fungsi dan tugas tersendiri dan terus menerus bekerja dan beregenerasi. Sehingga kinerja organ tubuh manusia perlu didukung dengan nutrisi yang tepat dan berimbang serta diikuti dengan pola hidup sehat. Konsumsi makanan sehat secara rutin akan membantu mencegah tubuh dari kekurangan gizi dan berbagai penyakit. Berkembangnya teknologi tidak terkecuali produksi makanan olahan serta maraknya makanan cepat saji hingga junk food berdampak pada pergeseran pola diet sehari-hari.Â
Orang-orang cenderung mengkonsumsi makanan tinggi lemak, kalori, gula, dan natrium/garam, sementara justru tidak tertarik dengan sayur, buah, dan biji-bijian yang lebih sehat. Perubahan iklim serta polusi juga berdampak pada kesehatan kulit yang apabila tidak diimbangi dengan perawatan dari dalam dengan nutrisi yang berimbang akan lebih cepat mengalami penuaan dan masalah kulit lainnya. Radiasi sinar UV yang semakin tinggi terutama di negara sekitar khatulistiwa rentan menyebabkan permasalahan kulit seperti kulit terbakar karena paparan radiasi.
Tubuh sehat dapat diwujudkan dengan gaya hidup sehat serta perawatan kulit, diantaranya melalui:
Pola Makan Sehat
Kebutuhan nutrisi setiap individu secara umum dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, gaya hidup, tingkat aktivitas fisik, konteks budaya, makanan yang tersedia secara lokal dan kebiasaan diet.Â
Asupan buah dan sayur
Konsumsi buah dan sayuran setidaknya 400 gram, atau setara lima porsi per hari untuk mengurangi risiko NCDs (noncommunicable diseases atau penyakit tidak menular) dan membantu memenuhi asupan serat harian. Peningkatan asupan buah dan sayur diantaranya adalah dengan perbanyak makan buah segar dan sayuran mentah sebagai camilan, menambahkan sayuran kedalam makanan pokok, serta makan buah dan sayuran segar sesuai musim.
Asupan Lemak
Total asupan lemak setidaknya kurang dari 30% dari total energi harian untuk mengurangi kenaikan berat badan pada orang dewasa. Resiko NCDs juga dapat diturunkan dengan mengurangi asupan lemak jenuh hingga kurang dari 10% dari total asupan energi, atau dengan mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh lainnya terutama lemak tak jenuh ganda. Pengurangan lemak tak jenuh dapat dengan melakukan beberapa hal berikut: mengganti metode memasak dari menggoreng menjadi merebus atau mengukus; mengganti konsumsi minyak yang mengandung lemak jenuh dengan minyak yang banyak lemak tak jenuh ganda, seperti minyak kedelai, jagung, canola, dan minyak bunga matahari; perbanyak konsumsi daging tanpa lemak dan susu rendah lemak; membatasi konsumsi makanan yang dipanggang dan digoreng, serta makanan ringan dan makanan kemasan.
Asupan natrium dan kalium
Konsumsi garam berlebih banyak dilakukan oleh orang-orang melalui garam (rata-rata 9-12 gram garam per hari) dan tidak diimbangi dengan kaliaum yang cukup (kurang dari 3,5 gram). Tingginya asupan natrium serta kurangnya asupan kalium menyebabkan tekanan darah tinggi yang kemudian meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Asupan garam sebaiknya tidak lebih dari 2 gram per hari untuk mengurangi potensi kenaikan tekanan darah. Pengurangan konsumsi natrium juga dapat diimbangi dengan konsumsi kalium sehingga dapat mengurangi efek negatif pada tekanan darah. Peningkatan asupan kalium dapat melalui konsumsi buah dan sayuran segar.