Mohon tunggu...
Alfan Mubarok
Alfan Mubarok Mohon Tunggu... Auditor - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota UNIVERSITAS JEMBER

NIM 191910501031

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Komoditas Beras Banyuwangi

11 April 2021   10:19 Diperbarui: 11 April 2021   10:24 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada pembangunan suatu daerah terdapat banyak aspek lain yang penting guna mendukung pembangunan dari suatu daerah. aspek penting tersebut seperti pertanian, industri, ekonomi, dsb yang mana dari semua aspek tersebut haruslah seimbang dan saling berkaitn antara satu dengan lainnya. Pada keterkaitan tersebut terdapat adanya pengembangan pengolahan hasil pertanian (aspek pertanian) yang dipadukan dengan teknologi (industri) atau biasa disebut dengan agroindustri. Keterkaitan dari pada hubungan kedua aspek tersebut menciptakan kegaiatan yang memanfaatkan, meningkatkan, menyimpan, dan mendistribusikan hasil dari pertanian.

Beras merupakan komoditas yang mana menjadi salah salah satu makanan pokok di indonesia, pernyataan ini juga berlaku khusus nya pada benua asia. Alasan mengapa komoditas beras menjadi makanan pokok adalah karena budidaya nya yang cocok diwilayah dengan iklim hangat, curah hujan tinggi dan biaya tenaga kerja yang tergolong murah karena untuk membudidayakannya membutuhkan pasokan air dan tenaga pengolah lahannya yang banyak. Negara indonesia dikenal sebagai negara agraris karena mayoritas penduduknya adalah petani. Mayoritas petani di indonesia menanam padi sehingga produksi beras di indonesia bukan berasal dari perusahaan besar baik swasta atau negara akan tetapi berasal dari hasil produksi para petani.

Dikarenakan sumber dari produksi beras Di indonesia berasal dari para petani, tentu negara juga perlu membuat sistem pemerintahan yang mengatur terkait hal-hal yang berkaitan dengan beras atau dapat lebih umum dalam bidang pangan. Di indonesia, terdapat perusahaan umum milik negara yang bergerak pada bidang logistik pangan yang disebut dengan BULOG. Dikutip dari Cerdika, Tugas dari bulog sendiri adalah untuk melaksanakan pemerintahan dan pembangunan pada bidang menejemen logistik dengan cara melakukan tata kelola persediaan, menyalurkan, mengendalikan harga beras, dan melakukan usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

pada sistem pengendalian ini terdapat alur berupa hulu -- tengah terintregasi -- hilir guna melindungi petani sebagai produsen. Pada bagian hulu, bulog wajib menyerap produksi padi petani dengan harga tertentu. Sehingga pada saat harga gabah atau beras anjlok, bulog dapat berperan untuk masuk kedalam pasar guna menstabilkan harga gabah atau beras. Hal ini juga termasuk peran pemerintah dalam mencegah petani agar tidak merugi. Pada bagian tengah, beras dikelola sebagai cadangan atau iron stock dan dapat didistribusikan ke daerah non-produksi. Dan pada bagian hilir, bulog memiliki tempat penyaluran berupa program beras untuk masyarakat miskin atau disingkat raskin. Berdasarkan pemberitaan pada tahun ini, mengutip dari money.kompas.com yang mana mentri perdagangan mengungkapkan bahwa terkait impor beras ini diperuntukan menambah cadangan beras guna memastikan pasokan terus terjaga. Dari hasil pemberitaan ini menghasilkan beberapa perdebatan dari berbagai kalangan sehingga presiden indonesai joko widodo angkat suara dan menyimpulkan bahwa pemrintah tidak akan mengimpor beras hingga juni 2021.

Dari penjabaran terkait diatas, diambilah studi kasus berupa produksi beras kabupaten banyuwangi. Berdasarkan sumber yang berasal dari Banyuwangikab menerangkan bahwa pada kabupaten banyuwangi tingkat produksi beras pada tahun 2020 sudah mencapai 788,971 ton gabah kering giling dan untuk tingkat konsumsi nya hanya sebesar 165,411 ton sehingga mengakibatkan surplus 329,668 ton beras. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada aspek hilirnya masih terjaga dimana pada tahun ini tepatnya bulan januari hingga maret 2021, produksi gabah kering giling sebesar 158,892 ton dan untuk tingkat konsumsinya sekitar 41,415 ton. Hal ini menunjukan bahwa untuk perencanaan industri pertanian pada komoditas beras di kabupaten banyuwangi baik dari bagaimana mendapatkan produk, menyimpan hasil pertanian, memberi peluang, dan menyalurkan kan nya sudah terintregritas secara semestinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun