Hai kompasianers! Kalian sedang puasa kan? Bulan ramadhan seperti saat ini seringkali membawa kita ke memori-memori masa lalu. Bagaimana cerita ramadhan di tahun-tahun sebelumnya terutama saat masih kecil dulu. Iya gak sih? Kalau aku sih iyaa. Memori-memori masa lalu mengggah kita untuk kembali ke masa itu. Saat kecil dulu, puasa mungkin bukan dianggap seperti kewajiban seperti saat ini, tapi sebuah kebanggan sudah bisa berpuasa penuh. Jika tidak berpuasa akan malu kalau ketahuan teman-teman sebaya.
Saat kecil dulu mungkin saat aku masih duduk di bangku kelas satu, aku sudah mulai berpuasa penuh karena ada iming-iming dari ayahku. Seberapapun laparnya, aku akan tunggu hingga suara adzan maghrib terdengar karena uang dari ayahku akan kembali ke yang punya jika aku batal puasa, Uang itu berupa koin lima ratus oren yang diambil dari tempat bensin gergaji ayahku. Sore hari sekitar jam empat biasanya aku mengaji puasa dan uang itu akan aku terima. Terserah buat apa uangnya, tapi aku lebih sering untuk membeli Eseroma.
Eseroma? Mungkin kalian asing dengan namanya. Aku pun tak tahu maksud dari namanya tapi yang jelas aku dulu suka eseroma. Aku juga tidak tahu benar atau tidak penulisan eseromanya digabung atau dipisah entahlah. Yang jelas eseroma itu ialah es lilin biasa yang dijual oleh anak-anak biasanya dengan membawa tremos yang ditutupi sarung. Anak itu berkeliling kampung untuk menjajakan dagangannya sambil berteriak "Eseromaa...Eseroma". anak yang biasa berjualan di daerahku itu berasal dari desa sebelahku yang jaraknya cukup dekat. Masnya yang jualan mungkin dah tua sekarang.
Eseroma ini sudah tidak ada sekarang mungkin aku angkatan terahir yang masih menemui pedagang eseroma. Eseron]ma hilang karena kepemilikan akan barang-barang elektronik khususnya kulkas sudah meningkat. Dulu, mungkin yang punya kulkas Cuma satu dalam satu pedukuhan. Sedangkan sekarang hampir tiap rumah memiliki kulkas.
Mengingat masa lalu membuatku tak selesai-selesai dalam bicara dan tak berhenti tertawa mengingat hal-hal konyol saat berpuasa seperti saat tarawih malah tidur dan ditonton oleh para jamaah yang sudah selesai sholat. Kalau aku rasain sekarang mungkin aku malu tujuh turunan. Tapi yang jelas kalau puasa, aku kangen eseroma tapi kalau temanku kangen mas yang jualan eseroma. hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H