Khalayak umum sempat digegerkan dengan domonstrasi multi berita di depan Gedung Parlemen Senayan. Ketika itu salah satu kelompok demonstran yang menyuarakan Rancangan Undang-Undang (RUU) Haluan Idelogi Pancasila (HIP) membawa poster besar bertulisakan bubarkan "partai merah".
Adapun perdebatan RUU HIP sendiri menjadi bola panas saat banyak pihak menganggap terdapat upaya kebagkitan komunisme. Tudingan minor seketika tertuju kepada "partai merah" sebagai partai yang telah terkuak menginisiasi terbentuknya rancangan regulasi tadi. Kabar bangkitnya komunisme sangat mudah memancing amarah ummat muslim belakangan ini. Sebagian masayrakat sebelumnya telah meyakini bahaya laten serta adanya tanda kebangkitan komunisme atau Partai Komunis Indonesia (PKI).
Mengapa diklaim berbahaya? Secara fundamental, ideologi Sosialisme-Komunisme disandarkan pada akidah materialisme. Akidah ini berpandangan bahwa manusia, alam semesta serta kehidupan ini semuanya bermula dari materi (benda). Materi adalah sesuatu yang bersifat azali. Dia tidak diciptakan sang ilahi, namun hadir dengan sendirinya.
Materialisme menempatkan materi sebagai tolok ukur segala sesuatu. Sesuatu yang nyata tak lain adalah sesuatu yang bersifat aterial atau fisikal. Sebaliknya, sesuatu yang immaterial atau nonmaterial tidak dianggap sebagai sesuatu yang nyata. Tuhan, misalnya, tidak dianggap sesuatu yang real, sebab keberadaannya-secara material serta fisikal-tak mampu dibuktikan. Karena itu ideologi Sosialisme-Komunisme ini dikenal sebagai ideologi yang anti Tuhan atau anti Agama, yang melahirkan jargon, "Agama merupakan candu bagi masyarakat."
Sebab Tuhan dianggap tidak nyata dan segala sesuatu ditinjau berawal dari materi, maka berbagai aturan kehidupan yang dirancang oleh manusia harus mengikuti hukum materi (yang selalu menglami evolusi), bukan mengikuti hukum Sang Pencipta. berdasarkan pemahaman dasar seperti inilah ideologi Sosialisme-Komunisme melahirkan berbagai konsepsi serta aturan kehidupan-sosial, politik, ekonomi, hukum, dsb-yang bercorak materialistik, yang terbukti banyak melahirkan malapetaka bagi ummat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H