Mohon tunggu...
Alfain Aknaf Rifaldo
Alfain Aknaf Rifaldo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia

Hanya mas mas biasa yang tidak kuat mengonsumsi kopi tanpa air Instagram : @aaknafr

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kenapa Sebaiknya Makan Nasi Goreng di Warung, Bukan Dibungkus?

3 April 2021   22:17 Diperbarui: 3 April 2021   22:19 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : lifestyle.kompas.com

Siapa yang tidak tahu nasi goreng? Hampir semua orang pasti tahu dan pernah memakannya. Entah itu nasi goreng buatan ibu sendiri ataupun nasi goreng buatan penjual. Makanan yang satu ini memang selain terkenal enak, proses pembuatannya pun mudah. Maka tak heran apabila hampir seluruh masyarakat mengenalnya, apalagi Indonesia adalah salah satu negara dengan makanan pokoknya berupa nasi.

Ada perdebatan mengenai dari mana nasi goreng berasal. Namun yang paling populer adalah dari Indonesia. Fakta ini boleh kita banggakan, sebab di dunia internasional, nasi goreng dikenal sebagai salah satu makanan terlezat. Di Eropa sendiri banyak dijumpai set menu nasi goreng di restoran dengan penamaannya yang tetap 'nasi goreng', bukan 'fried rice' sebagaimana terjemahannya dalam bahasa Inggris.

Di Indonesia sendiri, nasi goreng bisa dengan mudah ditemukan dimanapun, mulai dari kaki lima sampai ke hotel bintang lima. Tentu pembeda paling mendasar dari nasi goreng kaki lima dengan nasi goreng hotel adalah harganya. Selain itu, biasanya nasi goreng hotel disajikan dengan tampilan (plating) yang lebih cantik. Namun entahlah, saya tidak begitu sering makan nasi goreng mahal tersebut.

Terlepas dari harga dan variannya yang beragam, nasi goreng tetaplah menjadi kuliner yang disukai banyak orang. Makanan yang satu ini juga cocok dihidangkan baik sebagai sarapan maupun makan malam. Namun biasanya, warung nasi goreng kaki lima di Indonesia lebih condong ke waktu sore sampai malam hari. Tentu bukan tanpa alasan. Sejauh yang saya amati, hal tersebut memang karena tuntutan pasar, dalam arti masyarakat kita memang lebih gemar membeli nasi goreng di waktu malam hari.

Masih berdasarkan yang saya amati, para pelanggan nasi goreng terbagi menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah pelanggan yang makan di tempat. Tipe yang kedua adalah pelanggan yang minta nasi gorengnya dibungkus untuk dibawa pulang. Kedua tipe pelanggan ini ada di hampir tiap-tiap warung nasi goreng, terutama yang kaki lima. Lalu mana di antara dua tipe ini yang paling benar? Mari kita bahas.

Sebenarnya cukup sulit menentukan mana yang paling benar, apakah pelanggan nasi goreng yang makan di tempat atau pelanggan yang minta nasi gorengnya dibungkus. Namun, jika melihatnya melalui kacamata subjektif saya sebagai anak muda dengan segala idealismenya, maka tipe pelanggan yang makan di tempat saya rasa lebih baik. Berikut alasan-alasannya kenapa sebaiknya nasi goreng dimakan di tempat, bukan dibungkus untuk dibawa pulang.

Mengurangi sampah

Makan nasi goreng di tempat atau di warungnya langsung terbukti lebih ramah lingkungan daripada yang dibungkus lalu dibawa pulang. Nasi goreng yang dibawa pulang sudah tentu memerlukan bungkus. Bungkus yang saat ini paling umum digunakan oleh tukang nasi goreng di seluruh Indonesia adalah kertas nasi (beberapa daerah menyebutnya kertas minyak). Kertas nasi ini, sebagaimana kertas pada umumnya, terbuat dari pohon. Jadi sudah bisa ditarik kesimpulan, semakin banyak konsumsi kertas, maka semakin banyak pula pohon yang ditebang.

Kita tentu tahu apa akibatnya untuk lingkungan jika banyak pohon yang ditebang. Mulai dari efek rumah kaca yang semakin kuat, kualitas penyerapan air yang menurun, erosi serta berkurangnya tempat tinggal untuk sebagian makhluk hidup. Untungnya ada beberapa produsen kertas minyak yang menggunakan limbah sawit sebagai bahan bakunya, sehingga sedikit lebih ramah lingkungan.

Jika anda masih bersikeras untuk membungkus nasi goreng, saya sarankan agar membawa sendiri tempat makan pribadi anda. Meski kurang praktis, percayalah hal ini membawa anda satu langkah lebih maju dalam melestarikan alam. Karena kalau bukan dari kita sendiri yang mulai, siapa lagi?

Lebih efisien

Makan nasi goreng di tempat jelas lebih efisien daripada yang dibungkus. Dibilang lebih efisien karena lebih sedikit mengeluarkan banyak waktu dan tenaga. Kita tidak diharuskan mempunyai piring bersih untuk menikmati nasi goreng, karena tentu sudah disediakan oleh warungnya. Selepas makan pun kita tidak diharuskan mencuci piring bekas makan kita tadi, kecuali jika anda ingin sedikit mendermakan tenaga anda, itu lain cerita.

Jika kita makan nasi goreng yang dibungkus, tentu kita harus menyediakan piring atau minimal sendok bersih di rumah kita, lalu tidak lupa juga mencucinya selepas makan. Belum lagi sampah bekas bungkus nasinya yang harus kita buang, dan itu membutuhkan tenaga walaupun tidak seberapa.

Hal ini tidak berarti apa-apa untuk orang-orang bertipikal rajin yang setiap harinya suka bersih-bersih. Namun hal ini jelas menjadi masalah bagi anak muda yang untuk sekedar merapikan seprai saja malas. Mencuci peralatan makan memang tidak menguras tenaga, tapi mengumpulkan niatnya saja sudah sangat susah. Jadi, apabila anda seorang pemalas, makanlah nasi goreng di tempatnya saja.

Nuansa warung yang sulit digantikan

Bagi sebagian orang, alasan kenapa lebih memilih untuk makan nasi goreng di tempatnya langsung alih-alih dibungkus adalah sesederhana suasana warung yang sulit digantikan, terlebih yang terletak benar-benar di pinggir jalan. Sebab, ada banyak hal yang tidak tergantikan dari sebuah warung nasi goreng kaki lima di pinggir jalan, seperti suara bising knalpot kendaraan, hawa dingin dan yang datang silih berganti dengan panas kompor dan lain-lain

Nuansa warung tersebut akan lebih terasa apabila ada hal-hal yang secara emosional berkaitan dengan kita. Misalnya kenangan dengan ayah-ibu, kenangan dengan mantan kekasih atau bahkan kenangan dengan sahabat yang sudah lama tidak bersua. Maka, cobalah sesekali ajak orang terdekatmu untuk bersama makan nasi goreng, tentu di warung yang cocok di lidah masing-masing agar kenangan yang ditinggalkan akan lebih indah untuk diingat.

Itulah tadi beberapa alasan mengapa sebaiknya makan nasi goreng di tempat/warungnya saja alih-alih dibungkus. Alasan-alasan tersebut sangat berkaitan dengan diri kita sendiri, baik dari segi lingkungan, efisiensi maupun emosional. Namun apapun alasannya, pelanggan yang baik adalah mereka yang mengapresiasi hasil kerja sang chef (baca : tukang nasi goreng), baik melalui sikap, pujian atau yang paling penting : membeli dan tidak berhutang. Wa Allah a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun