Kata 'indie' sering disalahartikan menjadi suatu genre atau bahkan budaya, padahal sebenarnya bukan. Indie berasal dari kata independent yang berarti mandiri. Dalam dunia musik, musisi indie berarti melakukan rekaman dan mempublish karyanya secara mandiri, apapun genrenya, tanpa bantuan major label.
Seiring berjalannya waktu, terjadi pergeseran makna. Indie kini diartikan sebagai suatu genre yang sebenarnya mempunyai istilahnya sendiri, yaitu folk. Tapi walau begitu, dalam tulisan ini saya akan menggunakan kata 'indie' yang berarti genre, dengan tujuan memudahkan pembaca. Semoga saya tidak termasuk ke dalam golongan yang dzolim.
Indie sebagai genre rupanya telah memunculkan trend tersendiri. Banyak kawula muda yang pada akhirnya pindah haluan dan memutuskan untuk menikmati karya music indie yang easy listening tersebut. Lebih jauh, para kawula muda ini mulai mengikuti gaya hidup idolanya (para musisi indie), mulai dari menyesap kopi, menulis puisi, merenung dalam hujan dan mendaki gunung. Segala kegiatan ini memang mengasyikkan, tapi juga sekaligus amat melelahkan.
Maka dari itu, tak ada salahnya bagi anak indie untuk mencari hiburan setelah sekian lama menahan perih asam lambung yang naik akibat terlalu banyak konsumsi kopi. Hiburan tersebut diperlukan agar otak lebih fresh sehingga merangkai diksi menjadi puisi bukan lagi hal sulit. Hiburan yang saya sarankan kali ini bukanlah naik gunung atau pergi ke laut. Hiburan yang saya sarankan adalah dengan menonton anime.
Yap, sudah mafhum sedari dulu jika menonton anime adalah sarana melepas penat yang sudah dipraktikkan secara rutin oleh kaum wibu. Tak jarang bahkan ada yang menonton anime sampai 7 jam per hari, seakan kegiatan tersebut sudah menjadi profesi saja. Untuk yang belum tahu, wibu adalah sebutan untuk orang yang menyukai budaya Jepang, dalam konteks tulisan ini adalah anime.
Lain halnya dengan anak indie. Ngopi pagi seakan hanya menjadi bagian dari hidup, meski tidak boleh dilewatkan walau tidak sarapan. Tentu sepertinya tidak pernah juga saya temui ada anak indie yang sampai menghabiskan 7 jam hanya untuk berpuisi. Kalau ngopi, sih, mungkin pernah.
Lantaran ada perbedaan signifikan antara budaya kaum wibu dan kaum indie, sangat tidak disarankan bagi anak indie untuk tergesa-gesa langsung terjun ke dalam dunia kaum wibu tanpa adanya panduan dari orang yang lebih berpengalaman. Ini dikhawatirkan akan terjadi culturshock dan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Oleh sebab itu, saya akan membagikan rekomendasi anime yang aman ditonton oleh kawula muda anak indie, dengan tanpa menghilangkan unsur-unsur indie yang sudah mendarah daging di tubuhnya, seperti kopi, puisi, hujan, dan gunung.
Rekomendasi anime #1 Yuru Camp
Anime ini menceritakan tentang seorang gadis SMA yang senang berkemah, Rin, ketika sedang dalam perjalanannya untuk berkemah, bertemu dengan Nadeshiko yang sedang tertidur di jalan. Nadeshiko yang bingung kemudian memutuskan untuk ikut camping bersama Rin. Kelak ternyata Nadeshiko masuk sekolah yang sama dengan Rin.
Secara garis besar anime ini menceritakan tentang kegiatan camping Rin, Nadeshiko, dan teman-temannya dari ekstrakurikuler di sekolahnya. Anime bergenre slice of life ini memiliki cerita yang ringan sehingga sangat cocok untuk ditonton sambil bersantai.Â