4. Belajar Bikin Surat, Proposal Kegiatan, dan LPJ
Ini adalah satu hal yang paling urgent harus kamu ketahui, terutama yang menjadi Koordinator Kecamatan dan Koordinator Posko. Bagi kamu yang bergiat di organisasi kemahasiswaan, surat menyurat mungkin bukanlah hal yang baru buat kamu.
Namun, bagi kamu yang belum familiar dan terbiasa, sebaiknya kamu mulai mengenal dan mempelajarinya. Ini penting, karena nantinya saat kamu berada di lokasi KKN, pasti kamu akan membuat suatu kegiatan dan kegiatan tersebut pasti memerlukan administrasi seperti surat, proposal, dan laporan pertanggung jawaban.
5. Kemampuan berbicara di Depan Umum
Berani tampil di depan umum itu perlu. Mungkin saja kamu bakalan mengadakan sebuah kegiatan dan pasti ada yang namanya pemandu acara. Malu kan, kalau misalnya seorang mahasiswa nggak bisa jadi MC. Selain itu jika masyarakat di tempat kamu KKN mengadakan acara seperti pesta pernikahan, aqiqah, dan lain-lain, biasanya mahasiswa KKN yang didaulat jadi MC.Â
Bagi laki -- laki yang muslim, belajar berkhutbah juga penting. Kali aja, pas lagi Shalat Jum'at, tiba -- tiba kamu diminta untuk jadi khatib.
6. Peralatan Penting
Saat KKN, dalam satu posko wajib punya printer dan kamera. Minimal satu saja per posko. Printer akan berfungsi untuk mencetak file--file seperti surat undangan, laporan dan lain--lain. Nah, kalau kamera bukan buat foto--foto selfie nih, kamera penting untuk mendokumentasikan kegiatan kemasyrakatan. Karena nantinya akan diminta laporannya oleh dosen saat monev.
7.Pakaian
Saat KKN nanti, Kamu tidak bisa hanya mengandalkan jaket KKN saja, jangan lupa bawa juga almamater. Pakaian hitam putih juga perlu (bagi mahasiswa FKIP) plus baju olahraga. Bagi yang cewek, jangan bawa pakaian-pakaian yang mencolok, ketat, dan tipis (terkesan tembus pandang). Masyarakat pastinya akan memperhatikan gerak-gerik dan apa yang kamu kenakan jadi berusahalah untuk tampil wajar dan tidak mencolok.
KKN biasanya diberikan untuk mahasiswa semester 5, 6 atau 7 dengan format kegiatan kelompok. Mahasiswa biasanya diterjunkan ke masyarakat daerah tujuan yang menjadi mitra perguruan tinggi dan didampingi oleh seorang dosen pembimbing.