Mohon tunggu...
Alfaijal
Alfaijal Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Penggemar narasi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa yang Hilang

30 Juni 2022   00:22 Diperbarui: 30 Juni 2022   00:43 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa adalah aspek terpenting dalam mempelajari suatu kehidupan dan kebudayaan masyarakat. Bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang bersifat koordinasi, sederajat dan kedudukannya sama tinggi di lingkungan sosial. 

Budaya merupakan sesuatu yang melekat pada peradaban manusia. Seperti Bung Hatta bilang, kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa. Identitas suatu bangsa, bisa terlihat dari budayanya. 

Manusia adalah makhluk sosial, dikatakan sosial karena setiap dari mereka melakukan interaksi dengan yang lainnya, dan salah satu bentuk interaksi manusia adalah berkomunikasi. Dengan berkomunikasi manusia dapat mengetahui satu sama lain, saling mengenal
 
Namun saat ini penggunaan bahasa daerah sebagai cara komunikasi antara sesama suku sudah jarang ditemukan dan sudah mulai terjadi kepunahan Bahasa daerah . Padahal di Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah bahasa daerah terbesar di dunia.

Merosotnya jumlah penutur bahasa daerah juga menjadi faktor penting penyebab punahnya bahasa daerah tersebut. Banyak bahasa daerah yang kehilangan para penuturnya seiring pergantian generasi. Sedangkan generasi muda penerusnya tidak lagi memiliki kepedulian atau loyalitas terhadap bahasa leluhur mereka.

Penggunaan bahasa daerah seiring waktu akan tergerus zaman sehingga banyak bahasa daerah berada di ambang kepunahan. Hilangnya bahasa daerah dapat disebabkan oleh berbagai faktor
 
Faktor pertama adalah pengaruh global, dalam hal ini terkait dimensi ekonomi. Seseorang lebih cenderung melakukan pilihan bahasa (language choice) berdasarkan pertimbangan ekonomis atau yang lebih menguntungkan dirinya. Intinya lebih memilih bahasa lain atau asing dari pada bahasanya sendiri.

Kedua, migrasi atau perpindahan penduduk dan tidak adanya lawan bicara juga menyebabkan bahasa daerah akan hilang, serta keengganan generasi muda untuk berkomunikasi atau mempelajari bahasa daerah merupakan faktor-faktor lain penyebab kepunahan bahasa daerah

Maka dari itu harus ada upaya serius dari pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan bahasa-bahasa daerah. Masyarakat bisa berkontribusi dalam melestarikan bahasa-bahasa daerah dengan menginisiasi berbagai program penunjang, misalnya pembuatan buku-buku bahasa daerah, penyediaan taman bacaan bahasa daerah, atau melalui berbagai aktivitas seni budaya.

Pemerintah juga perlu menjadikan bahasa-bahasa daerah (selain bahasa Indonesia) sebagai "mata pelajaran" wajib di sekolah atau kampus yang disesuaikan dengan daerah masing-masing agar anak didik (para siswa/siswi) terbiasa sejak dini dengan bahasa daerah mereka masing-masing.  

Televisi dan radio juga perlu dijadikan sebagai medium memperkenalkan aneka ragam bahasa daerah melalui program-program kreatif dan menarik masyarakat luas, khususnya kalangan generasi milenial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun