Mohon tunggu...
Achmad Fachrie
Achmad Fachrie Mohon Tunggu... Lainnya - coder

Just ordinary man

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mungkin Ini Ramadhan yang Terakhir

26 Agustus 2010   17:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:41 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita tak pernah tahu kemana waktu akan membawa kita. Kita tidak pernah tahu sampai kapan waktu akan membatasi kita . Ramadhan adalah salah satu momentum itu. Ramadhan adalah bulan penuh kemuliaan, yang didalamnya terdapat malam seribu bulan dan banyak keistimewaan lainnya. Mengingat keistimewaan itu, maka Ramadhan menjadi bulan penuh harapan dalam mendekat kepadaNya. Mengoptimalkan potensi keshalihan diri untuk melewati dan mengisi keseharian daripada hari-hari biasa diluar Ramadhan. Suasananya, atmosfernya, lingkungannya sangatlah berbeda.

Tapi... kita tidak pernah tahu sampai kapan waktu akan membatasi kita akan setiap pertemuan yang terjadi. Pertemuan dengan Ramadhan beserta segala isi dan pernak-perniknya kini, merupakan pertemuan Ramadhan yang sudah kesekian kalinya kita lalui. Dan pasti selalu menyimpan momentum keterakhiran tersendiri. Karena setiap momen bisa menjadi momen yang terakhir, dan setiap waktu memang menjadi momen yang tak kembali.

Kata terakhir, tidak selalu dalam arti tercerabutnya nyawa atas momen kini. Bisa saja, suasana Ramadhan yang terlalui kini, tidak kita temukan nanti bila kita temui Ramadhan lagi nanti. Setiap waktu, selalu menyimpan momen yang mungkin menjadi terakhir untuk dialami. Bisa menjadi suasana keakraban, suasana lingkungan, suasana kebersamaan. Karena keterakhiran bagi orang lain, terkadang menjadi keterakhiran pula bagi kita, dan keterakhiran kita akan menjadi keterakhiran bagi orang lain.

“Si fulan, Ramadhan kemarin masih ada, tapi Ramadhan ini sudah tidak ada.”, “Waktu Ramadhan tahun kemarin, aku masih berada disana. Sekarang sudah berbeda suasananya”. Ungkapan-ungkapan yang menandakan bahwa momentum waktu bisa menjadi momentum yang terakhir untuk dilalui.

Setiap waktu sebenarnya adalah momen yang terakhir. Karena waktu yang berlalu itu tak pernah terganti. Ia sudah menempati ruang, yang tak mungkin kita minta pindah lalu terganti dengan sebentuk masa waktu yang lain. Ia... akan tetap berada di sana dan tak terganti. Maka, makna tak terganti seharusnya memotivasi mengisi waktu sebaik-baiknya. Begitu pula Ramadhan yang sedang dijalani kini. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang mampu mempersembahkan yang terbaik untukNya melalui Ramadhan kini, amiin.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun