Kita tak pernah tahu kemana waktu akan membawa kita. Kita tidak pernah tahu sampai kapan waktu akan membatasi kita . Ramadhan adalah salah satu momentum itu. Ramadhan adalah bulan penuh kemuliaan, yang didalamnya terdapat malam seribu bulan dan banyak keistimewaan lainnya. Mengingat keistimewaan itu, maka Ramadhan menjadi bulan penuh harapan dalam mendekat kepadaNya. Mengoptimalkan potensi keshalihan diri untuk melewati dan mengisi keseharian daripada hari-hari biasa diluar Ramadhan. Suasananya, atmosfernya, lingkungannya sangatlah berbeda.
Tapi... kita tidak pernah tahu sampai kapan waktu akan membatasi kita akan setiap pertemuan yang terjadi. Pertemuan dengan Ramadhan beserta segala isi dan pernak-perniknya kini, merupakan pertemuan Ramadhan yang sudah kesekian kalinya kita lalui. Dan pasti selalu menyimpan momentum keterakhiran tersendiri. Karena setiap momen bisa menjadi momen yang terakhir, dan setiap waktu memang menjadi momen yang tak kembali.
Kata terakhir, tidak selalu dalam arti tercerabutnya nyawa atas momen kini. Bisa saja, suasana Ramadhan yang terlalui kini, tidak kita temukan nanti bila kita temui Ramadhan lagi nanti. Setiap waktu, selalu menyimpan momen yang mungkin menjadi terakhir untuk dialami. Bisa menjadi suasana keakraban, suasana lingkungan, suasana kebersamaan. Karena keterakhiran bagi orang lain, terkadang menjadi keterakhiran pula bagi kita, dan keterakhiran kita akan menjadi keterakhiran bagi orang lain.
“Si fulan, Ramadhan kemarin masih ada, tapi Ramadhan ini sudah tidak ada.”, “Waktu Ramadhan tahun kemarin, aku masih berada disana. Sekarang sudah berbeda suasananya”. Ungkapan-ungkapan yang menandakan bahwa momentum waktu bisa menjadi momentum yang terakhir untuk dilalui.
Setiap waktu sebenarnya adalah momen yang terakhir. Karena waktu yang berlalu itu tak pernah terganti. Ia sudah menempati ruang, yang tak mungkin kita minta pindah lalu terganti dengan sebentuk masa waktu yang lain. Ia... akan tetap berada di sana dan tak terganti. Maka, makna tak terganti seharusnya memotivasi mengisi waktu sebaik-baiknya. Begitu pula Ramadhan yang sedang dijalani kini. Semoga kita dapat menjadi pribadi yang mampu mempersembahkan yang terbaik untukNya melalui Ramadhan kini, amiin.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H