Lahir di luka yang sama,
Memberi pelangi pada kebencian yang sama,
Sikap menahan di gudang yang beraneka rupa,
Teruskan mengalahmu, sampai engkau tahu apa itu pilu.
. . .
Yang tidak pandai membela diri itu aku,
Mulutku ini sibuk terpaku, dibiarkan mati kaku,
Lebih baik pandai dalam mengunci pintu,
Sambil menangisi apa yang orang sebut sebagai keliru.
18 Desember 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!