Hujan yang kau lihat hari ini, itu adalah airmataku. Semua orang merasa gembira menyambutnya dan hanya aku yang tahu bahwa itu adalah kelamku.
Hujan yang kau rasakan hari ini, itu adalah darahku. Semua orang beramai-ramai meminumnya dan hanya aku yang bisa melihat warna merahnya.
Aku mengintip-intip ke dalam kelam. Mencoba menemukan kegembiraan di dalam kenangan. Menyobek sebungkus hati, berharap ada kejutan indah yang tersimpan di dalamnya.
Namun yang kutemukan hanya air mata. Menguap ke atas lantas jatuh ke tanah dengan begitu derasnya. Beribu-ribu kali lebih banyak dari luka yang sesungguhnya.
Hujan hari ini boleh jadi adalah perasaanku. Namun hanya aku yang tahu dan kau tidak menyadari itu..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H