Mohon tunggu...
Endah rahayuhandayani
Endah rahayuhandayani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga

Seorang ibu rumahtangga dengan pemikiran sederhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Idul Fitri sebagai Momen Pendidikan Komprehensif yang Asyik untuk Anak

7 Mei 2021   14:54 Diperbarui: 7 Mei 2021   15:10 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Idul Fitri sebentar lagi tiba. Berbagai agenda kegiatan tentunya telah disusun dengan sedemikian rupa. Pun yang tak ada kegiatan secara khusus, tetap saja ada waktu-waktu yang membuat kita berinteraksi dengan orang lain.

Sebagai orang dewasa yang telah berkali-kali merasakan momen idul fitri, tentu saja banyak diantara kita yang merasa biasa saja dalam memperingatinya. Akan tetapi akan sangat berbeda bagi seorang anak yang biasanya akan lebih bersemangat dan antusias dalam menyambut hari raya ini.

Untuk keluarga muda, orang tua baru atau siapapun dimana ada anak disekitarnya, momen idul fitri ini bisa jadi menarik lho. Kita bisa menyisipkan hal-hal yang penuh hikmah, mendidik, menambahkan kepekaan rasa dan pembelajaran akan berbagai hal selain kesan akan perayaan itu sendiri

Dimulai dari bangun tidur yang biasanya dari shubuh, disini kita bisa mengenalkan pada anak bahwa sholat idhul fitri hanya akan dimulai ketika telah berkumpul, jadi si anak akan paham bahwa jangan sampai terlambat dan waktu sholat akan menjadi semakin siang. Begitu juga dengan adanya baju baru mengajak anak untuk bersyukur dengan kenikmatan yang Allah beri. Bahkan ada beberapa keluarga yang berprinsip idhul fitri tidak harus mengenakan baju baru. Di sini pun anak dididik untuk paham bahwa idhul fitri bukan hanya perayaan fisik tapi juga perayaan jiwa menuju hati yang bersih.

Kemudian momen salam-salaman dan maaf-maafan, bisa kita gunakan untuk mengingatkan anak bahwa selain menjadi pribadi yang pemaaf, juga menyadarkan bahwa tak ada manusia yang sempurna, sehingga diharapkan anak akan tetap menjadi pribadi yang tetap bisa menghormati orang lain biarpun orang tersebut melakukan kesalahan. Ketika orang lain bisa berbuat salah, maka kitapun pasti juga punya kesalahan. Jadi tak ada alasan untuk saling menghujat ketika ada manusia yang berbuat kesalahan, karena kita sendiri bukan orang yang sempurna.

Momen berkumpul dengan saudara dan tetangga bisa kita jadikan momen memberi pemahaman pada anak bahwa manusia adalah makhluk sosial, tetap membutuhkan tetangga dan saudara, sekaligus membangkitkan lagi kepedulian terhadap lingkungan sosial di sekitar kita.

Tradisi pemberian angpau pun bisa kita gunakan untuk memberi pengertian pada anak untuk saling berbagi, bukan sekedar berbagi hal-hal fisik tetapi juga berbagi kegembiraan dan keceriaan dalam dunia yang penuh warna ini. Anak bisa diajarkan berapapun uang yang didapat tetap harus disyukuri dan perolehan angpau yang berbeda beda pada tiap anak juga mengajarkan bahwa Allah memberi rejeki pada tiap makhluk itu tidak selalu sama karena ada hikmah dibalik itu semua yang bisa jadi belum kita ketahui.

Yang terakhir ketika hari idhul fitri telah berlalu, sanak saudar sudah pulang dan hari kembali sepi, ini akan mengajarkan pada anak, sesuka apapun kita pada suatu peristiwa, cepat atau lambat hal itu akan berlalu. Begitu juga dengan hal2 yang buruk, cepat atau lambat pasti akan berlalu juga. Yang diperlukan dalam kehidupan hanya sabar menghadapi hal buruk dan syukur dalam menjalani hal baik.

Pemahaman dan pembelajaran ini akan asyik diterima si anak ketika ayah bunda bisa mengkomunikasikannya karena sesuai dengan momen yang ada di depan mata. Si anakpun akan merasakan kesan yang lebih mendalam di hari raya ini. Silahkan dicoba da selamat idhul fitri untuk ayah dan bunda semua, semoga idhul fitri kali ini memberikan berbagai pencerahan pada diri dan keluarga kita, seiring dengan sucinya kembali jiwa-jiwa umat muslim di seluruh dunia

    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun