Salah satu karya seni luarbiasa yang pernah diciptakan manusia adalah film. Film disukai oleh berbagai kalangan karena film mencakup berbagai seni didalamnya, yaitu seni rupa, seni musik, seni teater, seni seni suara dengan gambar sebagai visualisasi utamanya. Kemajuan zaman membuat genre film semakin beragam. Mulai dari genre yang disukai anak-anak, misalnya animasi atau petualangan, genre yang diperuntukkan untuk ditonton bersama keluarga, dan bahkan genre untuk orang dewasa pun ada. Akses terhadap film pun tidak lagi sulit. Berbagai aplikasi penyedia film mulai bertebaran. Mereka berlomba-lomba menyajikan film ataupun serial berkualitas untuk disajikan kepada peminatnya. Semua itu ada yang disajikan gratis dan juga berbayar, tergantung dari perusahaan penyedia film-film tersebut.
Akan tetapi, bagaimana dampak film itu terhadap para penonton? Semua ada kelebihan dan kekurangan, termasuk menonton film dalam kehidupan. Film yang baik akan memotivasi seseorang untuk bergerak maju, karena film adalah bentuk visualisasi yang dibuat senyata mungkin dengan kehidupan sesungguhnya. Film juga merupakan sumber inspirasi yang mana para penontonnya dapat belajar darinya. Dalam penelitian, menonton film juga dapat menghilangkan stress dan meningkatkan hormone endorphin, khususnya ketika seseorang itu menonton film komedi yang membuat tertawa.
Tokoh ternama Indonesia, Dahlan Iskan pernah berkata bahwasanya "Apabila seseorang menonton film, maka ia akan terpengaruh." Maksud perkataan Dahlan Iskan tersebut adalah, seseorang yang menonton film bukan tidak mungkin akan meniru apa yang dicontohkan dalam film. Karena film merupakan bentuk visualisasi yang dilihat oleh panca indera, maka apa yang dilihat oleh panca indera akan direspon dan diolah oleh otak. Jika tidak dikendalikan, Film dapat mengendalikan emosi seseorang hingga menirukannya di kehidupan. Contoh mengerikan yang erat kaitannya dengan film mempengaruhi emosi dan perilaku seseorang adalah kabar tentang anak berusia 15 tahun yang membunuh anak usia 5 tahun karena terpengaruh film horror thriller yang ditontonnya. Hal ini menjadi sebuah kekhawatiran yang layak untuk diperhatikan lebih lanjut, apalagi tersangka maupun korbannya adalah anak-anak yang sama-sama masih belum mengerti dampak yang ditimbulkannya.
Tidak semua film baik untuk ditonton, apalagi jika film tersebut mengandung adegan tidak layak bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Â Seperti kita lihat fenomena acara pertelevisian yang kerapkali menayangkan film bernuansa percintaan, perselingkuhan, perkelahian antarpelajar, mabuk-mabukan, dan hal-hal berbau negatif yang tidak layak ditonton di waktu-waktu dimana anak-anak banyak menghabiskan watu didepan televisi daripada orang dewasa, seperti di pagi, siang, dan sore hari.
Film akan bermanfaat jika film tersebut mengandung alur cerita dan moral yang baik. Terkadang, film yang dikemas sedemikian baik pun tetap saja ada adegan yang kurang baik, namun setiap individu harus cerdas membedakan mana yang layak untuk dicontoh maupun tidak. Untuk yang memiliki anak-anak, sudah jadi kewajiban orangtualah untuk mengawasi dan memberi pengertian tentang apa yang anak-anak mereka tonton. Bersikap bijak terhadap tontonan yang kita konsumsi merupakan tindakan yang tepat untuk senantiasa menjaga akal dan pikiran agar tetap sehat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI