Baru beberapa hari yang lalu, Kabupaten Lanny Jaya dibuat resah dengan aksi Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) yang menembak mati seorang anggota Polri a.n Bripda Irfan di Tiom Kabupaten Lanny Jaya (03/06/2014). Kini aksi serupa kembali terjadi menyerang anggota TNI Angkatan Darat Pamtas Yonif 623/BWU, di Skouw Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Selasa 03 Mei 2014 sekitar pukul 13.00 WIT.
Dalam baku tembak yang terjadi antara aparat Satgas Pamtas Yonif 623/BWU dengan Kelompok Sipil Bersenjata yang berlangsung cukup singkat tersebut, melukai salah satu anggota TNI a.n Prada Malik yang terkena serempet peluru pada paha kanannya. Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Marthen Indey di kawasan pusat Kota Jayapura untuk mendapatkan perawatan.
Penembakan tersebut dilakukan oleh lebih dari 1 (satu) orang, dan diperkiran mereka masuk dari pintu keluar Imigrasi PNG, lalu melewati pagar perbatasan dan melarikan diri melalui jalan yang telah dipersiapkan yaitu pagar perbatasan yang telah roboh.
Setelah baku tembak yang terjadi beberapa saat, kelompok sipil bersenjata tersebut kemudian melarikan diri ke hutan.
Dari keterangan yang diberikan oleh Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letkol Arh Rikas Hidayatullah bahwa diduga pelaku merupakan kelompok yang sama, yang sebelumnya pernah terlibat kontak senjata dengan pasukan TNI Pamtas di daerah perbatasan, Skouw tersebut.
Dijelaskan bahwa sebelum terjadi penembakan pukul 12.00 WIT sedang dilakukan pembukaan batas yang hampir beberapa bulan ditutup terkait kontak senjata dari kelompok sipil bersenjata beberapa waktu lalu.
Kapendam mengatakan, penembakan yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata ini untuk membuat suasana diperbatasan menjadi tidak aman. Tentara PNG dengan tentara Pamtas sedang bekerjasama untuk saling mencari dan memberikan informasi sesuai dengan kesepakatan bersama, salah satunya yaitu apapun yang terjadi diwilayah PNG tentara PNG yang akan melakukan menindaknya sehingga tidak ada konflik antara dua negara.
Akibat dari penembakan tersebut, perbatasan yang baru dibuka, akhirnya ditutup kembali. Dampaknya transaksi ekonomi di perbatasan terhenti sehingga menimbulkan kerugian baik pedagang dari PNG maupun dari indonesia.
Aksi gangguan tembakan tersebut kemungkinan dilakukan oleh kelompok Mathias Wenda dalam rangka menggagalkan pelaksanaan Pilpres tahun 2014 dengan cara menimbulkan rasa tidak aman bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H